Keduanya masuk dalam jajaran pelatih terbaik Indonesia saat ini dan sempat menjadi kandidat pengganti Alfred Riedl di kursi timnas selepas Piala AFF 2016.
Empat kali sudah mereka bentrok sebagai pelatih, semuanya disapu bersih oleh Jacksen.
Namun, ketika itu Widodo “cuma” menukangi tim sekelas Persela dan Persegres, sementara Jacksen merupakan komandan tim besar Persipura.
Baca Juga:
- Hadapi Persib, Pelatih Persiba Siapkan Perubahan Formasi
- Ini Besaran Pemotongan Gaji Pemain Leicester Jika Terdegradasi
- Pelatih Persija Suka Karakter Pekerja Keras Sutanto Tan
Kondisinya berbalik 180 derajat saat ini dengan Widodo ada di Sriwijaya dan Jacksen menukangi Barito. Di atas kertas, kualitas Laskar Wong Kito setingkat di atas lawannya itu. Hanya, Widodo bukannya tak punya pekerjaan rumah.
“Kami masih harus memperbaiki koordinasi, penempatan posisi, dan antisipasi bola mati. Termasuk juga komunikasi pemain, tidak cuma antara Yanto Basna dengan Bio Paulin di belakang misalnya, tapi semua pemain,” ucapnya.
Di sisi lain, Widodo cukup semringah melihat tim asuhannya tak kesulitan mencetak gol, termasuk di periode awal pertandingan seperti gol menit ketujuh Beto Goncalves ke gawang Bali United.
Kualitas ini sudah terlihat di turnamen TSC 2016.
“Memang seperti itulah sepak bola yang kita kembangkan. Tentu lebih baik bila mampu mencetak gol di awal pertandingan. Jika bisa kembali melakukannya saat menghadapi Barito, kenapa tidak?” tutur lelaki 46 tahun itu.
Adapun Jacksen menilai sektor kiri pertahanannya masih harus lebih baik.
“Selain itu juga penyelesaian akhir dan transisi. Jadi, fokus kami bukannya menghadapi Sriwijaya atau klub lain, melainkan perbaikan di aspek-aspek itu tadi,” katanya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar