Akan tetapi, pada akhirnya pasukan besutan Davide Nicola mesti mengakui perbedaan besar dalam hal kualitas. Crotone akhirnya kalah 0-2.
Baca Juga:
- Ini Bukti Henrikh Mkhitaryan Menjelma Jadi Jimat Man United
- Ini Besaran Pemotongan Gaji Pemain Leicester Jika Terdegradasi
- Triple-Double Westbrook Benamkan Cavaliers
Kekalahan di kandang itu sangat mungkin menjadi dua kali beruntun dalam tempo lima hari saja. Pada Ahad, mereka disambangi peringkat kedua, Roma. I Lupi berkesempatan menang, bahkan boleh jadi dengan marjin dua gol atau lebih.
Dasarnya cukup jelas. Roma tak menunggu waktu lama untuk bangkit usai kekalahan dari tuan rumah Sampdoria pada akhir Januari lalu.
Sehari sebelum Crotone menjamu Juventus, Roma di kandangnya menang empat gol tanpa balas atas tim yang sedang menurun musim ini, Fiorentina.
Dengan kemenangan ke-14 beruntun di Olimpico itu, yang menjadi rekor klub di liga, Si Serigala menjaga tekanan kepada pemuncak klasemen, Juve.
“Laga itu penting karena keraguan tengah merebak di kota ini. Kami menunjukkan diri sebagai sebuah tim tangguh dan tidak sedang berada dalam kesulitan. Kami tengah menjalani musim bagus. Saat pemuncak klasemen kehilangan poin, kami harus siap mendekat,” ucap Luciano Spalletti, arsitek Roma, dikutip Tuttosport.
13 dalam 40
Menghadapi Crotone, empat gol tanpa balas adalah hasil yang didulang Roma di Olimpico pada pertemuan pertama, September silam. Edin Dzeko mencetak dua gol di laga itu dan kebetulan juga menorehkan jumlah yang sama saat menekuk Fiorentina.
“Kami meningkat lagi berkat golgolnya. Saya tak perlu mengatakan apa pun lagi kepadanya karena sudah banyak pujian yang ia dapatkan,” ucap Spalletti tentang Dzeko. Sebelum ke Ezio Scida pada akhir pekan, penyerang asal Bosnia itu menjadi yang tersubur di Serie A dengan 17 gol.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.741 |
Komentar