“Saya tak menyukainya, namun mesti menerima bahwa orang mengatakan kami memiliki rekor bagus melawan tim kuat. Tetapi, melawan tim-tim lain kami tak mempunyai catatan serupa. Anggapan yang tepat saat ini, tetapi terasa menyakitkan,” ucap Klopp di ESPN.
Pelatih Jerman itu menyatakan dirinya tak terbiasa dengan status itu sebab sebagian besar klub yang ia bela atau latih terbilang lemah.
“Kami tak pernah memiliki kesempatan menang jika tim lain bermain 100 persen. Jadi, kami mesti tampil 100 persen. Hal itulah yang mesti diperlihatkan Liverpool di kamar ganti, lapangan, dan tempat latihan. Reaksi!” ucap Klopp.
Hasil imbang di Anfild melawan pemuncak klasemen, Chelsea, di akhir Januari masih menunjukkan kualitas Liverpool.
Namun, The Reds terlihat sudah sukar mengejar Chelski. Tak cuma sulit menjadi juara, Liverpool kini sudah berada di luar empat besar.
Pada Sabtu (11/2), Liverpool menemui ujian yang sama sekali tak ringan seiring niat untuk bangkit.
Tottenham, salah satu klub yang justru menanjak sejak Desember hingga berada di peringkat kedua sebelum pekan ke-25, akan menyambangi Anfield.
Setelah kalah dari Manchester United pada 11 Desember, Spurs melesat dengan sembilan partai tanpa terkalahkan, tujuh di antaranya berakhir dengan poin penuh.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.741 |
Komentar