Ucapan Valentino Rossi terbukti. Dia mengatakan bahwa Jorge Lorenzo pasti akan cepat bersama Ducati menjelang seri pertama di Qatar, sementara Marc Marquez saat ini masih menyembunyikan kemampuan Honda.
Penulis: Arief Kurniawan
Rossi mengatakan itu pastilah bukan sekadar insting, tetapi berkaca dari pengalaman. Maklum, dalam tiga musim terakhir Rossi selalu jadi runner-up dunia di bawah Marquez dua kali dan Lorenzo sekali.
Meskiun dari sisi kecepatan Yamaha sangat dominan pada tes di Sirkuit Sepang, Malaysia (30 Januari-1 Februari), Ducati dan Honda tetap punya potensi besar untuk menjadi pengganggu.
Potensi Ducati terlihat dari dua sisi, pertama sang penguji, Casey Stoner, dan kedua sosok Alvaro Bautista.
Stoner adalah pebalap tercepat pada hari pertama. Tentu dia tampil tanpa beban, tanpa harus melakukan simulasi lomba seperti halnya para pebalap reguler.
Karena itulah, dia bisa mengoptimalkan kondisi di mana para pebalap reguler masih beradaptasi dan dia bisa langsung melesat cepat.
Adapun Bautista, mekipun menggunakan motor Ducati tahun lalu, Desmosedici GP16 karena dia membela tim satelit, pada hari pertama dia mampu unggul dari sisi pebalap yang memiliki 10 lap secara acak terbaik.
Pebalap Spanyol berusia 32 tahun itu memanfaatkan pengalamannya yang telah tampil di MotoGP sejak 2010 dengan membuat putaran terbaik yakni 2 menit, 455 detik.
"Saya senang kami mendapatkan ritme kecepatan yang stabil selama tes. Hal ini penting untuk menambah kepercayaan diri kami agar bisa finis secara reguler di urutan lima besar saat musim sudah bergulir," kata Bautista dalam rilis timnya, Pull&Bear Aspar Team.
Selain cepat pada hari pertama, Bautista juga konsisten memiliki kecepatan rata-rata lima besar pada hari kedua dan ketiga.
Sementara itu, Lorenzo mengatakan bahwa meskipun belum mencatat putaran terbaik, dia tetap senang karena pebalap Ducati lain sangat cepat. Hal ini menunjukkan potensi motor Ducati.
Simulasi Lomba Terbaik
Kekhawatiran Rossi soal Honda diperlihatkan Marquez pada saat-saat akhir hari terakhir tes, Rabu (1/2/2017). Marquez mengorbankan time attack alias melakukan satu lap cepat.
Dia memilih untuk konsisten membuat 11 lap bagus ketimbang satu lap cepat. Hanya ada enam pebalap yang melakukan simulasi 10 lap atau lebih secara beruntun dan itu semua terjadi pada hari terakhir.
Selain Marquez, ada Lorenzo, Jack Miller, Pol Espargaro, dan dua rookie, Jonas Folger dan Sam Lowes.
Dari semua simulasi itu, Marquez membuat rataan waktu terbaik, yakni 2 menit 0, 403 detik. Catatan ini lebih baik dari fastest lap GP Malaysia 2015 yang dibuat Lorenzo, yakni 2 menit 0,606 detik. GP Malaysia 2016 tak bisa memperbaiki catatan itu karena diguyur hujan.
"Saya memang mengorbankan time attack karena lebih butuh mencari konsistensi kecepatan dengan melakukan simulasi lomba," kata Marquez, seperti berita pers yang diterima dari tim Repsol Honda.
Yamaha sudah cepat, Ducati punya potensi, dan selama masih ada Marquez Honda selalu tampil garang. Musim 2017 memang berpotensi sengit!
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.739 |
Komentar