Saat itu, NAC berada di Jupiler League, divisi dua Belanda di bawah Eredivisie. Di klub itu, dalam 11 kali main, Unal membuat sembilan gol.
Nyata kalau Belanda menjadi tempat yang nyaman buat Unal. Sebab, ketika dipinjamkan ke Genk, dari 12 kali main, ia hanya membuat satu gol.
Memasuki musim ini, City harus meminjamkannya lagi ke Belanda dan bukan ke klub lain di Inggris. Itu disebabkan karena Unal terbentur masalah ijin kerja, yang muncul akibat aturan untuk pemain non Uni Eropa.
Akan tetapi, kalau Unal terus membuat gol di Belanda dan juga sering tampil bersama tim nasional senior Turki, maka akan ada aturan lain lagi yang berlaku untuk pemain non Uni Eropa dengan jumlah penampilan tertentu bersama tim nasional, terutama yang masih berusia muda.
Unal juga terus belajar bicara dengan bahasa Inggris dan Belanda. Tentu saja untuk meningkatkan permainannya, seperti yang diungkapkan oleh agennya, Batur Altiparmak.
“Dia sangat serius dalam belajar bahasa Inggris dan Belanda. Unal suka belajar dan ia tidak takut untuk berkomunikasi dengan para pelatih dan bekerja sama untuk mengembangkan permainnya,” kata Altiparmak.
“Saya harap ia akan bisa bermain di Premier League ketika usianya menginjak angka 21. Namun, jika Unal terus bermain seperti saat ini, FA Inggris punya hak untuk memberi ijin kerja spesial untuk pemain dengan bakat seperti Unal,” lanjut Altiparmak.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Sportsmail |
Komentar