Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Para Serbabisa Bermunculan di 4-2-3-1 Juventus

By Kamis, 2 Februari 2017 | 11:29 WIB
Para pemain Juventus setelah gol kedua mereka ke gawang Sassuolo dalam laga Serie A di Mapei Stadium, 29 Januari 2017.
GIUSEPPE BELLINI/GETTY IMAGES
Para pemain Juventus setelah gol kedua mereka ke gawang Sassuolo dalam laga Serie A di Mapei Stadium, 29 Januari 2017.

Setelah mencoba berbagai formasi di 2016-2017, pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, tampaknya telah menemukan strategi yang tepat buat timnya: 4-2-3-1. Bila melihat komposisi di skuat, semua pemain I Bianconeri dapat senang dengan taktik baru ini.

Penulis: Theresia Simanjuntak

Allegri berani meninggalkan modul favorit Juve selama beberapa musim terakhir, yakni 3-5-2, karena permainan tim yang kurang mengalir sehingga berujung pada hasil seri bahkan kalah.

Beberapa pola dicoba sebelum penerapan 4-2-3-1, seperti 4-3-1- 2, 4-3-3, dan 4-4-2. Namun, hasil belum sesuai harapan Juve.

Menggunakan 4-2-3-1, Sang Zebra memenangi tiga partai terkini. Tak pelak, formasi itu dianggap tepat untuk menggantikan dua formula sebelumnya yang tak lagi ampuh menaklukkan lawan.

Memang, terlalu cepat untuk memvonis. Akan tetapi, optimisme akan 4-2-3-1 itu muncul gara-gara para rival yang Juve tundukkan cukup berat: Lazio dengan skor 2-0 di Serie A (22/1), AC Milan 2-1 di Coppa Italia (25/1). dan Sassuolo 2-0 di liga (29/1).

Skema 4-2-3-1 sesungguhnya awam di sepak bola berhubung banyak tim menggunakannya.

Yang membedakan dengan racikan Allegri adalah banyaknya pemain bernaluri menyerang yang diturunkan.

Pada tiga penampilan terakhir, Allegri menempatkan tiga sosok berposisi asli striker: Gonzalo Higuain sebagai ujung tombak, Paulo Dybala sang gelandang serang tengah, dan Mario Mandzukic sebagai gelandang serang kiri.

Pemain bernaluri menyerang lainnya adalah Juan Cuadrado dan Miralem Pjanic.

Berkorban

Pola 4-2-3-1 ini memaksa sejumlah pemain harus berkorban dalam hal tampil bukan di peran asli. Akan tetapi, mereka yang tampaknya berkorban ini malah memperlihatkan kemampuan serbabisa.

Allegri menempatkan Pjanic sebagai gelandang bertahan bersama Sami Khedira. Bukannya kehilangan agresivitas, mantan bintang AS Roma itu malah bergerak lebih leluasa.

Pjanic bukan satu-satunya pemain yang mobilitasnya lebih bebas dalam peran bukan naturalnya. Dybala contoh lain.

Berperan sebagai central attacking midfielder, striker asal Argentina ini bikin bek-bek rival kewalahan. Hal ini terlihat ketika Dybala tanpa kawalan berarti membobol gawang Milan untuk mencetak gol pertama Juve pekan lalu.

Baca Juga:

Pengorbanan lain diperlihatkan Mandzukic, sayap kiri Juventus di skema baru ini.

Mantan pemain Bayern Muenchen itu mematikan sisi kanan Lazio lewat kecepatannya saat bertransisi dari lini depan ke belakang atau sebaliknya.

Ada pula Andrea Barzagli, sosok yang selama ini diketahui sebagai bek tengah, tampil solid sebagai bek kanan kontra Milan. Kendati harus memaksa sejumlah anak asuhnya beraksi tidak di posisi asli, Allegri enggan ambil pusing.

"Saya tidak ingin membuat semua orang bahagia. Mulai sekarang dan nanti, saya bisa muncul dengan ide gila dan menerapkannya di lapangan. Yang penting adalah Anda paham apa yang dilakukan," kata mantan pelatih Milan itu.

Selama 4-2-3-1 terus memberikan hasil-hasil positif, para pemain Juve sepertinya senangsenang saja dengan ide gila pelatih mereka.


(ANDREAS JOEVI/JUARA.NET)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No.2.738


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X