Hal ini yang dianggap celah bagi Burkina Faso. Pada babak perempat final Burkina Faso mengalahkan Tunisia dengan skor meyakinkan 2-0 berkat gol yang dicetak pada sepuluh menit terakhir laga melalui Aristide Bance (menit ke-81) dan Prejuce Nakoulma (menit ke-84).
Pola Defensif
Pelatih kawakan yang mengawal Mesir, Hector Cuper, tentu paham bahwa timnya lebih difavoritkan, sehingga pelatih asal Argentina ini menekankan kepada pemainnya agar tidak lengah.
Selain itu, terbuka kemungkinan bahwa Burkina Faso akan bermain defensif dan baru memanfaatkan 20 menit terakhir pertandingan untuk bermain terbuka dan habis-habisan.
“Mereka akan mencoba mengejutkan dengan mencuri gol pada menit-menit akhir. Karena itu, saya menekankan kepada pemain untuk tidak mengendorkan konsentrasi sepanjang laga,” kata Cuper.
Baca Juga:
- Momen JUARA: Gol Penalti Antonin Panenka di Final Piala Eropa 1976
- Kesamaan Kisah Renato Sanches dan Michel Platini
- Marquez: Kami Punya Beberapa Masalah
Gelandang menyerang yang bermain di klub AS Roma, Mohamed Salah, serta striker Mahmoud "Trezeguet" Hassan diharapkan Cuper untuk bermain padu mengingat patron lawan yang menguatkan pertahanan.
Mesir lolos ke semifinal setelah mengalahkan Maroko, tim kejutan lainnya di Piala Afrika 2017, lagi-lagi dengan skor minim 1-0. Mesir di tangan Cuper memang seperti menganut prinsip yang penting menang meski dengan skor tipis.
Jadi, bertemu tim kejutan bukan hal asing bagi Mesir. Terbuka pula kemungkinan laga semifinal antara Burkina Faso vs Mesir akan berakhir dengan skor tipis.
Mesir merupakan tim yang tercatat paling sukses di Piala Afrika. Mereka sudah tujuh kali menggenggam gelar juara, yaitu pada 1957, 1959, 1986, 1998, plus kampiun tiga kali secara beruntun beruntun pada 2006, 2008, dan 2010.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.738 |
Komentar