Tuntutan
Adaptasi pemain baru memang tak terlalu menjadi masalah bagi Maung Bandung. Hampir semua sudah saling mengenal karakter masing-masing. Weeks dan Wildansyah misalnya, tercatat pernah bergabung di Sriwijaya dengan Supardi serta Jupe.
"Cuma Shohei yang benarbenar baru. Yang pasti, kami akan berusaha memantapkan komunikasi di lapangan untuk mendapatkan chemistry," tutur Jupe.
Kehadiran Supardi dan Jupe membakar keyakinan suporter. Keduanya, bersama Vladimir Vujovic dan Tony Sucipto, merupakan empat pilar utama lini belakang Persib kala merebut gelar juara ISL 2014 dan Piala Presiden 2015.
Hanya, Supardi langsung mengingatkan bahwa kehadiran mereka tidak otomatis menjadi garansi. Selain pertambahan usia, perubahan komposisi di tim-tim pesaing tentu juga mesti menjadi perhatian.
"Ketika itu, kami memang dianggap kuat. Tapi, sekarang mungkin semua tim lawan sudah mengenal kelemahan kami. Karenanya, musim ini Persib mesti bekerja lebih keras lagi," ujar bek kanan yang kini berusia 33 tahun tersebut.
Baca Juga:
- Tiga Misi Zulham Zamrun Bersama Mitra Kukar untuk 2017
- Pelatih Kepala Tunggal Putri Diumumkan Setelah All England
- Plus Minus Pemain Asing di Proliga
Pernyataan Supardi ada benarnya. Ketangguhan lini belakang tidak bisa disebut sebagai faktor utama di balik kesuksesan Pangeran Biru menjadi kampiun di musim 2014.
Persib ketika itu tercatat kebobolan 20 gol di fase grup. Jumlah itu lebih buruk ketimbang tiga klub lain di Wilayah Barat dan lebih jelek dibandingkan enam klub untuk kedua Wilayah.
Bagi Supardi dan Jupe, tuntutan untuk tampil bagus bersama Persib bisa dibilang lebih besar. Bagaimana tidak? Seperti yang terlihat di TSC lalu, lini pertahanan Persib justru lebih baik tanpa mereka.
Gawang Persib hanya kebobolan 33 gol dengan keberadaan Yanto Basna di jantung pertahanan dan Dias Angga Putra/Jajang Sukmara di sisi kanan pertahanan. Bandingkan dengan Sriwijaya, yang kebobolan 39 kali sepanjang turnamen.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar