"Edi saat ini masih saya genjot penampilannya karena kemampuan individunya sempat menurun. Saya juga akan membenahi kedisplinannya," ujar Richard.
Dijelaskan Richard, aturan disiplin keras ini juga akan diberlakukan bagi pemain ganda campuran pelatnas lainnya. Hal ini meliputi pembatasan jam pulang dan izin keluar pada jam istirahat latihan.
"Saat persiapan Olimpiade kemarin, pengawasan sempat lepas. Sekarang, semua yang longgar dibenahi. Jika atlet yang rumahnya di Jakarta bisa pulang pada Sabtu pagi, malamnya mereka harus sudah tiba di pelatnas," tutur pria asal Ternate ini.
"Saya ingin para atlet lebih banyak di pelatnas daripada bermain di luar," ujar Richard.
[video]http://video.kompas.com/e/5296533244001_v1_pjuara[/video]
Disinggung tentang peta persaingan ganda campuran dunia, Richard percaya kekuatan China bisa ditaklukkan pasangan Indonesia meskipun sudah hadir pasangan Zheng Siwei/Chen Qingchen.
"Berdasarkan pengalaman saya, pemain China bakatnya terbatas. Berbeda dengan pemain Indonesia yang memiliki bakat alami," aku Richard.
Praveen/Debby akan dipasangkan hingga akhir 2017 karena Debby berencana menikah. Setelah Asian Games 2018, Richard berpeluang mengubah susunan pasangan ganda campuran untuk diproyeksikan pada Olimpiade Tokyo 2020.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar