Federasi Sepak Bola Indonesia, PSSI, bernafsu mendatangkan pelatih asing lagi untuk menangani timnas. Lalu, siapakah sosok lokal yang layak diselipkan untuk menjadi asisten pelatih?.
Penulis: Kukuh Wahyudi/Suci Rahayu/Ovan Setiawan/Budi Kresnadi/Gonang Susatyo
Sejak awal 2000-an, ada beberapa nama dalam negeri yang ditempatkan untuk mendampingi juru taktik asing, mulai dari Ivan Kolev, Peter White, Wim Rijsbergen, Jacksen F Tiago, hingga Alfred Riedl.
Di era Kolev, ada Rahmad Darmawan, Mundari Karya, dan Syamsudin Umar.
Sementara di masa kepemimpinan Riedl, muncul sosok Widodo Cahyono Putro.
Baca juga:
- Robben Minta Xabi Alonso Lupakan Rencana Pensiun
- Akibat Pengaturan Skor, Juara Liga Champions Asia Dihukum
- Klopp: Permainan Liverpool Lebih Baik ketimbang di Anfield
Menurut Rahmad, ada banyak darma alias kewajiban yang diemban asisten pelatih lokal di dalam timnas.
Pertama, asisten berlabel produk lokal harus menjadi mata dan telinga untuk pelatih asing yang notabane belum mengenal sepak bola dalam negeri.
Kedua, menjadi penerjemah untuk disampaikan ke pemain, yang mayoritas terkendala bahasa.
Ketiga, dijadikan sebagai media untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari pelatih asing.
"Pelatih lokal sebagai asisten pelatih asing berguna untuk memberikan masukan tentang pemain Indonesia terkait kelebihan dan kekurangannya. Selain itu, juga sebagai mediator sekaligus penerjemah antara head coach dengan pemain," tutur Rahmad.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.734 |
Komentar