Selain sudah berlalu setidaknya tiga tahun, Aji dan RD cuma berstatus caretaker alias penanggung jawab sementara.
Okelah, memang ada alasan di balik status carataker tersebut.
"Saat dua kali ditunjuk sebagai caretaker timnas senior, saya tidak bisa melanjutkan karena sudah diikat kontrak sebagai pelatih Indonesia U-23," kata Rahmad.
Aji punya kisah berbeda. Ia diserahi tanggung jawab saat sepak bola Indonesia mengalami kisruh dualisme. "Kondisinya ketika itu kacau dan tidak kondusif," ujarnya.
"Sebenarnya, secara pribadi saya tertarik menjadi pelatih timnas senior. Tapi, saat ini belum siap dan masih harus belajar banyak soal ilmu kepelatihan. Salah satunya dengan mengambil lisensi AFC," ujar Robby Darwis.
Posisi Aji ketika itu memang tak menguntungkan karena klub-klub ISL menolak melepas pemain ke timnas. Diperkuat oleh hanya pemain dari klub IPL, timnas besutan Aji menelan kekalahan telak 0-10 saat menghadapi Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2014.
Federasi sebenarnya sudah membuka jalan dengan memasukkan nama mantan pemain timnas dalam program magang sebagai asisten pelatih di Tim Merah-Putih.
Aji salah satunya. Hanya, memang tidak semua eks timnas yang masuk dalam program tersebut melanjutkan karier sebagai pelatih.
Salah satunya Robby Darwis. Bek legendaris ini didaulat sebagai asisten Alfred Riedl pada 2012.
"Sebenarnya, secara pribadi saya tertarik menjadi pelatih timnas senior. Tapi, saat ini belum siap dan masih harus belajar banyak soal ilmu kepelatihan. Salah satunya dengan mengambil lisensi AFC," ujarnya.
Sempitnya pintu menuju kursi pelatih timnas senior ini seolah kian kentara mengingat RD dan Aji baru diberi kepercayaan penuh di timnas U-23, yang tekanannya tidak sebesar timnas senior.
"Banyak pelatih lokal yang bagus. Masalahnya bukan karena mereka tidak mampu, tapi karena jarang mendapat kesempatan menangani timnas senior. Federasi lebih percaya pada pelatih asing," tutur Subangkit.
Mantan penggawa timnas era 1980-an ini menyebut bursa pelatih lokal yang layak menukangi timnas tidak hanya seputar RD, Nil, dan Aji. Beberapa nama seperti Widodo C. Putro, Indra Sjafri, Jafri Sastra, sampai Hanafing dinilai pantas.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.734 |
Komentar