Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sorot Pelatih Timnas, Cenderung Tak Sabaran

By Kamis, 19 Januari 2017 | 15:06 WIB
Pelatih Indonesia All Star Legend, Benny Dollo, saat berbicara kepada media usai laga melawan AC Milan Glorie di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, (4/11/2011)
DOK. BOLA
Pelatih Indonesia All Star Legend, Benny Dollo, saat berbicara kepada media usai laga melawan AC Milan Glorie di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, (4/11/2011)

Luar biasa. Indonesia mengukir rekor tersendiri berkaitan dengan urusan bongkar-pasang pelatih tim nasional di kawasan Asia Tenggara.

Penulis: Indra Citra Sena

Total 14 kali melakukan pergantian pelatih adalah catatan tertinggi di antara negara-negara langganan Piala AFF dalam kurun waktu sedekade terakhir.

Besaran angka itu turut menghitung pemegang jabatan caretaker dan pelatih interim sejak didepaknya Peter Withe pada 18 Januari 2007.

Perinciannya antara lain Ivan Kolev (2007), Benny Dollo (2008- 2010), Alfred Riedl (2010-2011), Wim Rijsbergen (2011-2012), Aji Santoso (2012), Nil Maizar (2012-2013), Luis Manuel Blanco (2013), Rahmad Darmawan (2013), Jacksen F. Tiago (2013), Riedl (2013-2014), Benny (2015), Pieter Huistra (2015), dan Riedl (2016).

PSSI bahkan sampai kalap mempekerjakan lima pelatih secara bergantian pada 2013, termasuk memberhentikan Blanco, yang baru dalam hitungan dua pekan memimpin latihan tanpa sekali pun melakoni debut di laga resmi.

Barangkali hal ini cerminan betapa besar kerinduan PSSI terhadap prestasi sehingga cenderung tak sabaran.

Tekanan kepada pelatih otomatis membesar bila ia tidak bisa langsung mempersembahkan gelar bergengsi.

Namun, kondisi ini dinilai berbahaya bagi keberlangsungan timnas di kancah internasional mengingat setiap pelatih tak punya cukup waktu untuk membentuk tim sesuai dengan gambaran ideal yang ada di benaknya.

PSSI bahkan sampai kalap mempekerjakan lima pelatih secara bergantian pada 2013, termasuk memberhentikan Blanco, yang baru dalam hitungan dua pekan memimpin latihan tanpa sekali pun melakoni debut di laga resmi.

Mengganti pelatih berarti mengganti gaya bermain dan formasi. Komposisi pemain timnas kemungkinan bakalan berubah mengingat pelatih baru belum tentu cocok dengan nama-nama yang menjadi andalan pendahulunya.

Padahal, kehadiran sebuah prestasi membutuhkan proses yang bertahap, bukan instan.

Alangkah baiknya bila PSSI dan publik sepak bola nasional lebih sabar lagi supaya pelatih anyar timnas bisa melakukan pekerjaan secara maksimal.

"Kita harus mengambil pelajaran dari masa lalu. Ambil contoh Riedl. Dengan waktu persiapan yang relatif mepet dan adanya pembatasan dua pemain per klub, toh dia masih bisa membawa Indonesia menembus final Piala AFF," kata eks pemain timnas, Kas Hartadi.

Dua Tahunan

Pemain sayap legendaris yang ikut andil mempersembahkan medali emas SEA Games 1991 itu berpendapat PSSI seharusnya memberikan kesempatan minimal dua tahun kepada pelatih timnas dan baru melakukan evaluasi kinerja setelahnya.

“Dua tahun sudah cukup ideal untuk membangun tim yang kuat. Pelatih asal Uni Soviet, Anatoli Polosin, dulu diberi waktu dua tahun menangani timnas. Hasilnya, kita bisa meraih emas SEA Games,” ujar mantan pelatih Sriwijaya FC ini.

Senada dengan Kas, gelandang Indonesia era 1980-an, Subangkit, menilai durasi pelatih timnas mesti memperhitungkan sasaran yang hendak dicapai.

“Bila ada sasaran, pelatih perlu diberi waktu lebih lama. Rentang waktu apakah pendek atau panjang memang tidak menentukan. Ibaratnya kualitas waktu yang penting. Tapi, akan lebih baik bila pelatih diberi waktu cukup lama saat menangani timnas,” ucap Subangkit, yang saat ini menangani PSIS Semarang.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No.2.734


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X