Contoh pertama striker gagal ialah Lucarelli, yang diajak pindah pelatih Claudio Ranieri ke Valencia pada 1998.
Hanya semusim membela Sang Kelelawar, Lucarelli cuma mencetak satu gol dari 12 penampilan liga.
Dipengaruhi badai cedera yang menimpanya, Lucarelli gagal bersinar dan kembali ke Italia semusim berselang guna membela Lecce.
Selanjutnya, Di Vaio dan Corradi bergabung sebagai bagian proyek Italianisasi di Valencia pada 2004, juga dalam komando Ranieri.
Baca Juga:
- Gara-gara Komentar soal Lionel Messi, Direktur Barcelona Dipecat
- Terbaik dan Terburuk di Kompetisi Top Eropa Akhir Pekan Kemarin
- Tontowi/Gloria Mulai dari Nol Lagi
Di Vaio, yang direkrut dari Juventus, lumayan tokcer dengan catatan 11 gol dalam 30 partai La Liga 2004-2005.
Akan tetapi, dia tumpul di musim berikutnya. Ia gagal bikin gol dari hanya lima penampilan. Di Vaio lantas dipinjamkan ke AS Monaco pada medio 2005-2006.
Corradi lebih parah karena cuma menyumbang tiga gol dari kiprah hanya semusim dalam 21 laga.
Tavano menjadi contoh teranyar investasi gagal Valencia terhadap talenta striker Italia. Direkrut dari Empoli pada musim panas 2006, Tavano cuma berkeringat dalam enam laga di berbagai ajang tanpa satu pun gol.
Wajar bila media Spanyol kerap memberinya label salah satu transfer terburuk dalam sejarah Valencia. Bagaimana dengan kiprah Zaza kali ini?
[video]http://video.kompas.com/e/5282440789001[/video]
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar