Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Australia Terbuka 2017, Go GrAndy

By Daniel Sianturi - Jumat, 13 Januari 2017 | 23:28 WIB
Petenis Inggris Raya, Andy Murray, mengangkat trofi juara setelah mengalahkan Novak Djokovic (Serbia) pada babak final ATP World Tour Finals di O2 Arena, London, Inggris, Minggu (20/11/2016).
GLYN KIRK/AFP PHOTO
Petenis Inggris Raya, Andy Murray, mengangkat trofi juara setelah mengalahkan Novak Djokovic (Serbia) pada babak final ATP World Tour Finals di O2 Arena, London, Inggris, Minggu (20/11/2016).

Beberapa waktu terakhir, berita di Tanah Air diramaikan dengan naiknya tensi hubungan bilateral dua negara tetangga, Indonesia dan Australia. Panglima TNI Gatot Nurmantyo dengan keras menyikapi sikap Australia dan memutuskan sementara hubungan kerjasama di bidang militer dengan Australia.

Negara yang pernah jadi tempat sekolah putra kedua Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono pun segera mengirimkan surat permohonan maaf kepada pemerintah Indonesia melalui Panglima TNI.

Namun, hingga kini sikap Indonesia tetap konsisten, menghentikan sementara kerjasama di bidang militer dengan Australia.

Lupakan sejenak perseteruan tersebut. Sebagai pecinta tenis, kita justru harus mengalihkan perhatian ke Negeri Kangguru, Australia.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Australia Terbuka akan menjadi Grand Slam pembuka. Sejumlah petenis top dunia pun akan datang dan bertanding disana.

Di antara cerita jelang Australian Open 2017, saya tertarik pada sosok petenis nomor satu dunia tunggal putra saat ini, Andy.

Untuk pertama kali, Andy akan menjalani turnamen Grand Slam dengan predikat nomor satu dunia.

Keberhasilan Andy bercokol di posisi puncak adalah buah konsistensi bertandingnya sepanjang 2016 silam. Andy punya prestasi baik sepanjang tahun lalu.

Di ajang Grand Slam, kecuali pada Amerika Terbuka dimana ia tersingkir di perempat final, Andy selalu meluncur hingga babak final.

Baik di Australia Terbuka, Prancis Terbuka dan tak terkecuali di Wimbledon, Andy berhasil mengalahkan Milos Raonic untuk meraih gelar ketiganya di ajang Grand Slam saat final di Wimbledon.

Andy pun berhasil meraih medali emas di ajang Olimpiade. Jika tahun 2012 ia jadi pemenang di Olimpiade London, kali ini di Olimpiade pertama di Benua Amerika Selatan alias di Brasil, Andy berhasil mempertahankan emas untuk Inggris Raya.

Puncaknya, Andy berhasil mengakhiri tahun 2016 dengan jadi nomor satu saat menang di Final ATP Final Masters di O2 Arena di London.

Dalam duel di Final, Novak Djokovic berhasil diredam dengan kemenangan 6-3, 6-4.


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X