"Saat di Thailand, saya memang percaya diri mobil saya yang paling kencang. Saya tahu saya punya kecepatan," kata Presley lagi.
Empat kemenangan tersebut otomatis mendongkrak posisi Presley di klasemen pebalap.
Dia naik ke peringkat kedua klasemen dengan 434 poin, hanya tertinggal empat angka dari Faine Kahia (Selandia Baru) yang menjadi pemuncak klasemen.
Kahia merupakan salah satu pesaing kuat Presley. Secara umum, Presley menyebut persaingan pebalap di peringkat pertama hingga kelima memang ketat.
"Mobil kami sama semua yang membuat persaingan jadi kompetitif. Persaingan cukup berat," kata bungsu dua bersaudara tersebut.
Baca Juga:
- Arti Pelukan Marouane Fellaini di Mata Mourinho
- 10 Pesepak Bola yang Meninggal secara Mengejutkan
- Cristiano Ronaldo: Trofi yang Berat
Presley membidik hasil bagus pada seri terakhir F4 SEA yang akan berlangsung pada 20-22 Januari di Sirkuit Sepang, Malaysia.
"Di Sepang, saya ingin memenangi semua balapan. Pokoknya, mind set-nya sama seperti saat di Buriram," ujar pebalap kelahiran 15 Juni 2000 tersebut.
Presley mengenal dunia balap dari sang ayah, Perry Martono, yang dulunya juga gemar membalap.
"Dulu enggak terlalu suka kalau nonton balapan. Lalu saya coba ikut gokart dan ternyata suka, lalu ikut balapan," kata Presley.
Ketika berusia 9 tahun, Presley sudah bisa bersaing dengan para pebalap lain yang berusia sekitar 12 tahun.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar