Ambil Untung?
Bila hanya masalah teknis, bisa jadi Ferrari tinggal membatalkan penggunaan sistem suspensi tersebut. Namun, bila yang mereka inginkan dipenuhi, ada efek buat tim-tim lain berdasar surat FIA ke mereka, tentu saja ada masalah politis di dalamnya.
Ferrari berharap FIA pun akan mengawasi dengan tegas peranti serupa yang ada di Mercedes dan Red Bull. Dua tim inilah yang paling berhasil menggunakan teknologi mirip FRIC tersebut hingga musim 2016.
Mercedes paling mampu keluar dari masalah FRIC. Sasis mereka tetap stabil di segala jenis sirkuit dan di segala jenis kecepatan. Karena itu, para pebalap masih tetap bisa melesat cepat di kerb (pembatas di pinggir trek) tanpa kehilangan keseimbangan mobil plus mampu menggunakan beragam jenis racing line (jalur lomba optimal).
Selain itu, sistem mereka berupa penambahan elemen suspensi ketiga untuk mengontrol beban vertikal sebuah suspensi tersebut ternyata juga mampu menghemat penggunaan ban.
Makin jelas kenapa mereka adalah tim yang sulit dikalahkan, walau penemuan mereka berupa FRIC sudah di larang. Selain pebalap bagus, power unit (mesin) tangguh dan cepat, ternyata sasis mereka pun mampu membuat suspensi mobil bekerja optimal dalam membagi beban.
Red Bull juga menggunakan teknologi yang mirip, yakni berupa penyetelan terpadu paket aerodinamika. Bila ternyata surat Whiting ke Ferrari itu berdampak FIA juga bakal mengawasi Mercedes dan Red Bull, maka itu bisa saja disebut "kemenangan" Ferrari.
Soalnya, mungkin saja kedua tim ini bakal mengubah konsep pada sasis Mercedes dan Red Bull. Ketika ada perubahan sebuah konsep, tentu saja dampaknya akan kompleks. Mungkin saja gara-gara itu kekuatan Mercedes dan Red Bull terpangkas sehingga Ferrari mengambil untung.
[video]http://video.kompas.com/e/5273677359001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.731 |
Komentar