Keberhasilan TSC dalam mendongkrak nilai jual turnamen hingga kisaran 450 miliar rupiah berefek panjang. PSSI dan klub yakin bahwa industri sepak bola dalam negeri di tahun ini semakin menggeliat.
Penulis: Kukuh Wahyudi/Yosrizal
Mereka optimistis bahwa olahraga ini tidak hanya tinggi dalam nilai berita, tetapi juga sudah mulai meningkat sisi komersialnya. Merespons hal itu, beberapa klub mulai lebih percaya diri untuk mengetuk pintu perusahaan-perusahaan dalam rangka "meminta" dukungan finansial.
Termasuk dua klub jebolan kompetisi Galatama yang sebelumnya dikenal hanya menginduk ke perusahaan pemilik, Semen Padang dan Barito Putera.
Selama ini Semen Padang cenderung hanya mengandalkan kucuran dana dari PT Semen Padang sebagai pemilik. Namun, tahun ini mulai dikikis untuk terjun di Liga Super Indonesia 2017.
PT yang menaungi Semen Padang, PT Kabau Sirah Semen Padang (KSSP), telah membuka diri kepada pihak luar untuk bekerja sama. SP sudah merasa waktunya mandiri agar tak tergantung pada pemilik.
"Semen Padang milik Sumatra Barat, Sumatra, bahkan nasional. Tidak saja milik PT Semen Padang, tetapi milik seluruh pencinta sepak bola," kata Rinold Thamrin, Direktur Umum PT KSSP.
"Karena itu, kami telah membuka dan menawarkan diri untuk semua sponsor bekerja sama secara komersial pada setiap musim kompetisi ke depannya," ujarnya.
Rinold tidak asal omong. Dia memastikan ada sekitar enam sponsor berskala nasional yang siap berkontribusi untuk kompetisi 2017. Walhasil, kostum Hengki Ardiles dkk tak lagi sepi.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar