Mantan pelari putri Indonesia, Nurul Imaniar (24), ambil bagian dalam penggalangan dana untuk korban banjir bandang yang melanda Bima, Nusa Tenggara Barat, pada 21 Desember 2016.
Santunan dalam bentuk uang dan baju bekas layak pakai pun sudah diserahkan kepada pihak pengelola bantuan yang dalam hal ini adalah FOKKA (Perhimpunan Masyarakat Bima Jabodetabek), untuk selanjutnya dikirim ke Bima.
Penyerahan bantuan dilakukan di Kantor PSSI Pers, Rasuna Office Park, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (2/1/2017) siang WIB.
Nurul Imaniar menjadi salah satu inisiator penggalangan bantuan tersebut. Bersama insan pers yang biasa meliput sepak bola dan olahraga atau PSSI Pers, Nurul juga mengajak sekelilingnya untuk ikut berpartisipasi.
Sebagai alumnus Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), ajakan Nurul pun mendapat respons positif dari teman-teman dan pihak universitas.
Baca juga:
- Eks Pelatih Timnas U-19 Angkat Suara Soal Isu Bakal Latih Persipura
- Up Date Pelatih Klub Level Atas Liga Indonesia untuk Musim 2017
- Jelang Pergantian Tahun, Eks Striker Mitra Kukar Cetak Gol di Liga Australia
"Alhamdulillah, dari dosen dan teman-teman kampus respons mereka sangat positif. Bahkan, tadi pagi masih banyak yang ingin menyumbang," ucap Nurul kepada JUARA, Selasa (3/1/2017).
Nurul, yang juga berasal dari Bima, merasa prihatin dengan kondisi yang menimpa kampung halamannya tersebut pasca-banjir. Kendati keluarga kecilnya terhindar dari terjangan, tetap dia sangat tergerak untuk membantu.
"Sebagian keluarga besar menjadi korban. Bahkan, mereka dan korban lainnya harus mengungsi, tidur di lantai, dan tidak makan pada hari h kejadian. Jadi, tidak tega saja untuk tidak membantu," tutur Nurul.
"Sampai akhirnya saya ingin pulang ke Bima. Tetapi saya pikir-pikir lagi, pulang saja tidak akan membantu banyak," ujar perempuan yang karib disapa Nuy itu.
Nurul yang telah selesai menempuh studi di prodi Ilmu Komunikasi UAI, sebelumnya merupakan atlet lari Indonesia berprestasi, baik di level nasional maupun internasional.
Kegiatan penyuluhan media literasi,Yogyakarta pic.twitter.com/ZJVZn3Fi
— nurul imaniar (@nurulimaniar) January 8, 2013
Tercatat, Nurul masih memegang rekor tercepat untuk kategori 60 meter dan 100 meter remaja tingkat nasional. Atas prestasi tersebut, perempuan berparas manis ini berhak mengikuti kejuaraan dunia di Barcelona pada 2012 lalu.
Lebih bergengsi lagi, Nurul sukses meraih medali perak lari estafet 4x100 Pada ajang SEA Games (SEAG) 2011, Jakarta-Palembang.
Sayang, dia harus pensiun dini lantaran cedera lutut yang membekapnya saat persiapan menjelang SEAG 2013, Myanmar. Kini, dia pun mulai mencoba profesi sebagai pelatih.
Perkenalaan Nurul dengan olahraga lari sebetulnya dalam bentuk ketidaksengajaan. Awalnya, saat masih duduk di sekolah dasar, dia adalah peserta cabang badminton pada Pekan Olahraga dan Senin (PORSENI).
"Waktu itu juga ada kejuaraan lari 60 meter dan 80 meter dan saya yang ditunjuk sebagai pengganti teman satu sekolah yang sedang sakit," ujar Nurul.
Tak disangka, Nurul berhasil menjurai kejuaraan lari tersebut hingga dia akhirnya lolos seleksi daerah dan kembali juara di tingkat nasional.
Dari situ pula, Nurul kemudian terpilih untuk mengikuti Pelatihan Nasional (Pelatnas) dan bersekolah di SMA Atlet Ragunan, Jakarta yang membentuknya menjadi atlet profesional nan berempati.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar