Musim tenis dunia 2016 menjadi periode paling menarik setelah sekian lama terkungkung dominasi yang bertahan lama. Di nomor putri dan putra, 2016 tercatat sebagai tahun pergolakan dan transisi.
Penulis: Dede Isharrudin
Hal itu ditandai dengan lengsernya Serena Williams dan Novak Djokovic dari puncak penguasa tenis dunia. Kesuksesan Angelique Kerber, yang menguasai mahkota nomor satu dunia, menjadi narasi terbesar tahun 2016.
Bagaimana tidak? Mengawali musim 2016 dari peringkat 10 dunia, Angie melangkah pasti hingga babak final sebelum akhirnya mengangkat trofi grand slam untuk pertama kali di Australia Terbuka.
Ia sukses setelah mengalahkan juara bertahan Serena dengan 6-4, 3-6, 6-4. Itulah trofi terbesar pertama di usia yang tak lagi muda, 28 tahun.
Kiprah Angie berlanjut. Meski lolos ke final Wimbledon dan gagal juara karena dikalahkan Serena, ia tetap tegar dan meraih medali perak di Olimpiade Rio de Janeiro.
Langkah pamungkasnya terjadi di akhir tahun, saat ia menjuarai grand slam AS Terbuka. Dengan hasil itu, ia tercatat sebagai petenis pertama setelah Martina Hingis pada tahun 1997 yang meraih dua gelar grand slam yang berlangsung di lapangan keras.
"Ini tahun fantastis. Orang sering mengatakan kapan saya bisa mencapai apa yang dilakukan Steffi Graf," ujar Angie setelah memenangi AS Terbuka.
"Kali ini, meski terlambat, saya mampu mengikuti langkahnya. Tiga final grand slam dan dua gelar juara dalam setahun sungguh luar biasa," ucapnya.
Baca Juga:
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar