Hal itu dibuktikan dengan meraih sembilan gelar juara serta lolos ke 13 final turnamen. Andy juga tercatat menjadi petenis pria pertama yang memenangi dua medali emas tunggal putra Olimpiade secara beruntun di London 2012 dan Rio 2016.
Tak hanya memenangi gelar kedua Wimbledon, sekaligus grand slam ketiga, tapi bisa pula menutup paruh terakhir musim dengan merebut lima gelar juara dan 24 kemenangan tanpa henti.
Apa yang dicapai Andy bertolak belakang dari hasil yang dicapai Djokovic. Meski meraih tujuh gelar di tahun ini, namun sejak pertengahan tahun, konsistensi menjauh darinya.
Usai meraih gelar Prancis Terbuka dengan mengalahkan Murray, petenis Serbia itu gagal di babak ketiga Wimbledon usai dikalahkan Sam Querrey.
Tak hanya itu, ia gagal di babak pertama Olimpiade Rio di tangan Juan Martin del Potro, lalu menyerah dari Stan Wawrinka di final AS Terbuka dan terakhir ditundukkan Murray di ATP final.
"Meski puas atas penampilan di musim ini, saya mengakui tahun ini milik Andy. Ia mampu bermain lebih konsisten, mengalami peningkatan, dan punya tim lebih solid. Saya kagum atas usaha kerasnya hingga mencapai hal ini," ucap Djokovic.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar