Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, bukanlah orang baru di dunia sepak bola. Dirinya pernah memimpin secara bersamaan dua klub yang berlaga di kompetisi perserikatan dan Galatama.
Penulis: Dede Isharrudin
Pada tahun 1980 hingga 1990, JK, sapaan akrabnya, menjabat sebagai Ketua Umum PSM.
Bahkan saat bersamaan, selama tujuh tahun sejak 1985 hingga 1992, JK memiliki klub sepak bola bernama Makassar Utama dengan prestasi menjuarai Piala Galatama tahun 1986.
Tahun 2011, menjelang Kongres PSSI, ia pernah digadang-gadang untuk menjadi ketua umum organsiasi sepak bola nasional.
Kharisma JK sebagai tokoh sepak bola terlihat saat final leg I Piala AFF 2016 lalu ketika Indonesia menghadapi Thailand di Stadion Pakansari, Cibinong, Jawa Barat.
Tim Merah Putih yang sempat tertinggal 0-1 di babak pertama mampu membalikkan keadaan di babak II sehingga menang 2-1 lewat dua gol dari Rizky Pora dan Hansamu Yama Pranata.
Meski Indonesia gagal lagi menjadi juara, saat Tabloid BOLA mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai pria yang kini berusia 74 tahun itu, Selasa (27/12) di Kantor Wapres, Istana Merdeka, Jakarta, JK mengungkapkan hikmah dari penampilan Boaz Salossa dkk. selama berlangsungnya Piala AFF 2016.
Tabloid BOLA berjumpa dengan Wapres bersama dengan Departemen Media & Public Relations Inasgoc (Panitia Pelaksana Asian Games 2018). Berikut petikan wawancaranya.
Bapak masih memiliki kharisma di sepak bola. Saat menonton final leg I Piala AFF lalu, Indonesia yang sudah tertinggal dari Thailand akhirnya bisa menang.
Ah, tidak. Saya justru menilai para pemain kita saat itu bermain sangat luar biasa sehingga bisa membalikkan keadaan dan menang.
Apa karena pengalaman pernah mengurus PSM dan Makassar Utama?
Ya, mengurus sepak bola itu tidak bisa tidur. Menang tidak bisa tidur karena banyak cerita. Kalah apalagi. Justru kalau bermain seri, baru bisa tidur. Hahaha..
Penilaian terhadap timnas di Piala AFF 2016?
Sebenarnya sudah cukup baik. Bagaimana pun juga ada faktor keberuntungan di sepak bola yang tidak bisa dihindari. Selain itu, saya menilai persiapan Thailand lebih lama dan solid.
Apakah tim ini bisa dipertahankan untuk ajang berikut, seperti SEA Games 2017?
Sudah pasti bisa. Tapi, tidak semuanya karena saya menilai ada beberapa pemain yang sudah termakan usia. Bukan dipertahankan secara total. Tentu ada peremajaan dan regenerasi yang tidak bisa dihindari sehingga tim ini akan lebih kuat.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.729 |
Komentar