Situasinya memang seperti kebalikan dari musim lalu, di mana Turan hanya mampu mencetak sepasang gol dan empat assist dari total 25 penampilan di seluruh kompetisi 2015/16.
Di sisi seberang, Neymar justru sanggup menggelontorkan 31 gol dan 20 assist dari 49 penampilan.
“Kita harus memahami bahwa Barcelona adalah sebuah sekolah. Dunia memiliki permainan sepak bola, tapi Barcelona memiliki permainan yang sama sekali berbeda. Setiap hari saya belajar. Entah itu gaya bermain, memperbaiki diri, dan saling berbagi. Sekarang saya merasa menjadi bagian dari tim ini,” ungkap Turan seperti dilansir Turkish Football.
Ketika mengungkapkan kata belajar, Turan memaksudkannya secara harfiah. Enam bulan pertama dijalani dalam periode sanksi menyusul larangan menurunkan pemain, yang dibeli di musim panas, hingga pergantian tahun.
Dalam rentang tersebut, Turan merasa memulai segalanya dari nol.
Secara kasat mata, Turan memang nyaris tak memberikan kontribusi nyata di musim perdananya.
Kegamangan tampak nyata tatkala Luis Enrique terus menurunkannya di lini tengah guna melapis Andres Iniesta, Sergio Busquets, dan Ivan Rakitic. Keharusan untuk membantu pertahanan membuat Turan tak bisa mengeluarkan insting membunuhnya.
Bagi Turan, ada untungnya juga Neymar tak bisa bergabung dengan Barca di awal musim ini, terakibat komitmen bersama Brasil di Olimpiade Rio 2016.
Begitu dipercaya merumput di barisan terdepan, layaknya ketika masih berbaju Atletico Madrid, barulah Turan bisa memamerkan kualitas aslinya.
Rakitic punya pengakuan menarik perihal level kepercayaan diri tinggi yang kini dirasakan Turan. “Berikan bola itu ke saya, karena saya akan mencetak hattrick.
Sepuluh detik kemudian Turan benar-benar mendapatkan gol ketiganya,” begitu kata Rakitic, menirukan ucapan Turan yang menghampirinya menjelang sebuah eksekusi sepak pojok di leg 2 Babak 32 Besar Copa del Rey kontra Hercules.
Secara otomatis, 11 gol Turan ini sedikit menekan kesan ketergantungan pada MSN. Sebabnya, kontribusi gol gelandang Barca kini menyentuh angka 22 dari 67 gol (32%).
Angka ini tertinggi dibandingkan periode sama (sebelum pergantian tahun) di musim-musim sebelumnya.
Musim lalu, para gelandang hanya berkontribusi atas tujuh dari 73 gol. Pada 2014/15, deretan gelandang mencetak 10 dari 73 gol.
Namun, jumlahnya masih kalah dari musim Pep Guardiola di 2011/12, di mana 29 gol sukses digelontorkan para gelandang sebelum Januari.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.729 |
Komentar