Final Euro 2016 digelar di Stade de France, yang masuk wilayah teritori Saint-Denis. Kisah seperti berakhir indah karena bocah setempat asal Le Blanc-Mesnil sukses mengangkat trofi juara.
Penulis: Sem Bagaskara
Raphael Guerreiro adalah bocah yang dimaksud. Dia adalah produk asli Blanc Mesnil Sport Football, klub amatir di region Seine-Saint-Denis.
Usai mentas dari Blanc-Mesnil, bakat Guerreiro kemudian ditempa di Clairefontaine, Caen, dan Lorient.
Fakta yang menyakitkan bagi publik Prancis, pada final Euro 2016 (10/7), Guerreiro tak memakai kostum Les Bleus. Dia berbaju merah Portugal, bahu membahu bersama Luis Nani mengalahkan tuan rumah Prancis.
"Portugal adalah pilihan saya. Tak ada yang memengaruhi saya," kata Guerreiro, yang lahir dari pasangan Portugal (ayah)-Prancis (ibu).
Euro 2016 berakhir antiklimaks bagi tuan rumah usai takluk 0-1 dari Portugal di partai puncak. Les Bleus gagal meneruskan tradisi pada 1984 dan 1998, di mana mereka selalu sukses meraih status kampiun saban berperan sebagai penyelenggara turnamen besar.
Guerreiro, yang lebih fasih berbicara dalam bahasa Prancis ketimbang Portugis, berkolaborasi secara apik dengan Jose Fonte, Pepe, dan Cedric Soares di lini belakang Portugal.
Mereka membuat personel Prancis frustrasi. Papan skor tetap menunjuk angka 0-0 ketika wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.728 |
Komentar