Berpura-pura cedera akan terasa tak profesional di benak pemain. Karena itu, menyasar skorsing akumulasi kartu kuning sering disebut sebagai jalan yang lebih masuk akal buat menghindari festive season.
Webb tak sekadar mengumbar hipotesis. Bukti sudah tersaji nyata di rumput hijau. Bek legendaris Arsenal, Martin Keown, yang kini rutin menulis kolom di Dailymail, memaparkan kejadian menarik terkait festive season.
"Saya ingat Ray Parlour telah mengoleksi empat kartu kuning dan mencoba mendapatkan satu lagi saat melawan Newcastle pada Desember 2001 agar dirinya terkena suspensi," ujar Keown, yang tiga kali mengantar Arsenal menjuarai Premier League.
Parlour mendapatkan lebih dari apa yang dia inginkan. Pemain berjulukan Pele dari Romford itu malah mendapatkan dua kartu kuning dan diusir ke luar lapangan dalam partai kontra Newcastle.
Kejanggalan lagi-lagi muncul dalam partai Arsenal berikut melawan Liverpool di Anfield pada 23 Desember 2001.
Laga baru berjalan selama 35 menit, The Gunners sudah harus bermain dengan 10 orang lantaran Giovanni van Bronckhorst menerima kartu merah.
"Musim itu, saya ingat berkata demikian kepada pelatih Arsene Wenger: 'Apakah kita akan menjadi tim pertama yang bisa menjuarai liga dengan 10 pemain?'," tutur Keown.
Ibra-Rojo
Kelakar Keown menjadi kenyataan. Minus Parlour dan Van Bronckhorst yang bergiliran terlilit suspensi, Arsenal mampu melalui festive season 2001 secara baik. The Gunners berturut-turut menekuk Liverpool (2-1), Chelsea (2-1), dan Middlesbrough (2-1).
Arsenal bahkan bisa terus melaju sampai ke podium juara Premier League 2001/02. Bagaimana dengan musim ini? Adakah figur yang mengikuti trik Parlour dan Van Bronckhorst?
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar