Opini bahwa Reds cenderung tergantung Coutinho ada benarnya. Saat Coutinho tampil di 119 partai, Liverpool memenangi 54,6 persen dan kalah 21 persen di antaranya. Koleksi saat bersama Cou adalah 1,9 poin per gim, sama seperti gol per gim.
Tanpa mantan pemain Inter itu di 23 laga, Reds hanya menorehkan 47,8 persen kemenangan dan 30,4 persen kekalahan. Yang dihasilkan Liverpool tanpa Coutinho hanya sebesar 1,65 poin per laga.
Namun, manajer Juergen Klopp tampak telah menemukan cara untuk menghilangkan ketergantungan terhadap Coutinho dalam serangan.
Torehan Liverpool bisa sampai 2,17 gol per partai tanpa Cou di lapangan, sebagian karena ketajaman Divock Origi dan kontribusi penting Adam Lallana dalam serangan Si Merah.
[video]http://video.kompas.com/e/5254682608001[/video]
Hanya, Coutinho tampak memberikan kenyamanan, teristimewa dalam penguasaan bola dan transisi permainan.
Kubu Reds pun mafhum bahwa mereka lebih baik dengan Cou daripada tanpa anak Brasil itu.
Klub yang juga terlihat terpengaruh absensi bintang secara negatif adalah Manchester City. Absensi Kun Aguero sampai akhir tahun membuat The Citizens mengalami kesulitan besar dalam penyelesaian akhir.
Repotnya, City juga kekurangan stok penyerang tengah. Ketika problematika serangan belum habis, manajer Pep Guardiola pun masih harus mencari cara agar sentral pertahanan tetap tangguh tanpa Vincent Kompany, yang cederanya kambuh lagi.
Terakhir kali sampai awal 2017.
Arsenal, Liverpool, dan Man City merasakan kehilangan andalan. Agak sukar memperkirakan Chelsea tak mendulang keuntungan dari kemalangan para rival itu.
Si Biru pun bisa melenggang...
[video]http://video.kompas.com/e/5253256763001[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar