Menjelang bursa pemain Januari, di mana perekrutan gelandang menjadi fokus, Juventus mendapati gelandangnya kembali cemerlang.
Penulis: Riemantono Harsojo
Gelandang yang kembali tampil gemilang adalah Stefano Sturaro. Situs Tuttojuve memilih pemain berusia 23 tahun itu sebagai gelandang terbaik Juventus dalam partai berat melawan AS Roma pada Sabtu (17/12).
Sturaro mendapat poin tujuh. Dia lebih baik dari pemberi assist gol kemenangan 1-0 Juventus, Sami Khedira, yang mendapat nilai 5,5, serta lebih baik dari Claudio Marchisio (6,5) dan Miralem Pjanic (5,5).
“Dia tidak pernah kesulitan dan dia merebut bola di tengah lapangan. Penampilan yang hebat, mungkin yang pertama benarbenar brilian setelah cedera yang membuatnya absen setelah Piala Eropa,” tulis Tuttojuve.
Data di situs Lega Serie A menunjukkan, sepanjang laga Sturaro lima kali memenangi perebutan bola.
Bersama Mario Mandzukic serta Radja Nainggolan dan Diego Perotti (Roma), dia menjadi yang terbaik kedua setelah bek Federico Fazio (Roma).
[video]http://video.kompas.com/e/5254682608001[/video]
Keagresifan Sturaro dalam pertandingan di Juventus Stadium juga dapat dilihat dari jumlah pelanggaran yang dilakukan. Dia menjadi pemain yang paling sering melakukan pelanggaran dengan jumlah lima kali.
Sturaro tidak hanya bisa merebut bola atau menunda permainan lawan.
Mantan pemain Genoa ini juga dapat mengancam pertahanan Roma. Namun dua tembakannya secara brilian digagalkan kiper Wojciech Szczesny.
Setelah pertandingan, dalam konferensi pers, para jurnalis Italia kembali menyamakan Sturaro dengan Arturo Vidal, gelandang andalan Juventus pada 2011- 2015.
Mereka mencoba mengonfirmasi soal Sturaro seperti Vidal kepada pelatih Juve, Massimilano Allegri.
“Pertanyaan itu aneh. Dia bermain baik, memiliki dua peluang emas. Dia adalah pemain yang sedang berkembang, punya kekuatan hebat, dan menunjukkan memiliki level fisik yang dapat menandingi pemain seperti (Kevin) Strootman, (Daniele) De Rossi, dan (Radja) Nainggolan,” ucap Allegri.
"Sturaro mempunyai fitur yang sama seperti Vidal, namun dia memiliki banyak kesempatan untuk menjadi lebih baik," lanjutnya.
Supercoppa Italiana
Penampilan melawan Roma merupakan yang ke-10 untuk Sturaro pada Serie A 2016/17. Cedera lutut pada Juli lalu membuat gelandang berukuran tinggi 181 cm ini baru tampil lagi pada awal Oktober.
Sejak tiga giornata terkini Sturaro dipasang sebagai starter dan penampilanya melawan Roma dinilai sebagai yang terbaik. Sekarang dia memiliki tantangan untuk mempertahankannya.
Dalam waktu dekat, Sturaro harus kembali tampil bagus kala melawan AC Milan pada partai Supercoppa Italiana yang dimainkan di Doha, Qatar, Jumat (23/12/2016). Dia siap melakukan itu.
“Kemenangan hebat. Kami menutup bagian pertama musim ini dengan cara terbaik. Sekarang fokus ke Milan. Kami mesti membawa trofi pulang ke rumah”. Demikian cuitan Sturaro di akun Twitternya setelah laga melawan Roma.
Membawa pulang? Ya, Juventus adalah pemenang empat Piala Super terakhir. Dengan tujuh trofi , Si Nyonya Tua menjadi klub yang paling sering memenangi Supercoppa.
Sekarang Sturaro tentu ingin stabil berada level terbaiknya dan selalu menjadi starter dalam 21 partai sisa di Serie A musim ini.
Milan di posisi berikut dengan enam trofi.
Sturaro memiliki peran besar dalam kesuksesan tahun lalu. Dalam Supercoppa 2015 yang dimainkan di Shanghai, Cina, Juventus mengalahkan Lazio 2-0.
Sturaro mencetak assist melalui umpan tarik dari sayap kanan yang disundul Mandzukic untuk membuat Juve unggul 1-0.
Namun setelah Supercoppa, Sturaro mengalami kesulitan menjadi bagian dari tim inti Juventus. Namanya tercantum 35 kali dalam daftar pemain Juve untuk 38 partai di Serie A 2015/16, tapi hanya 11 kali dimainkan sejak menit pertama.
Sekarang Sturaro tentu ingin stabil berada level terbaiknya dan selalu menjadi starter dalam 21 partai sisa di Serie A musim ini.
Sebelum menuju ke sana, Sturaro mesti memperlihatkan kembali penampilan luar biasanya di Stadion Al Sadd, Doha. Bersama Khedira dan Marchisio, dia mesti mengatasi para gelandang Milan seperti Mario Pasalic, Juraj Kucka, dan Manuel Locatelli.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.726 |
Komentar