Sudah banyak orang yang berpendapat tentang Inter Milan musim ini. Ada yang optimistis, ada pula yang tidak terlalu bahagia. Salah satu yang pesimistis adalah Luisito Suarez, salah satu pemain legendaris Nerazzurri.
Penulis: Dian Savitri
Pria bernama lengkap Luis Suarez Miramontes, atau yang biasa dipanggil Luisito, itu kini berusia 81 tahun.
Gelandang asal Spanyol itu membela Inter pada 1961 hingga 1970, bermain sebanyak 256 kali dan membuat 42 gol di Serie A.
Luisito juga pernah melatih Inter, yaitu pada 1975, 1992, dan 1995. Dua yang terakhir adalah sebagai caretaker.
Kepada La Gazzetta dello Sport, Luisito mengatakan Inter harus menemukan kembali stabilitas jika ingin menjadi kekuatan lagi di Italia dan di Eropa.
Baca juga:
- Totti Merasa Sudah Menikah dengan AS Roma dan Sepak Bola
- Siapa Klub Premier League Paling Dirugikan oleh Piala Afrika?
- Harapan Suarez untuk Messi
Luisito mengingat sedemikian banyaknya pelatih yang datang dan pergi di Inter. Hal itulah yang menyebabkan Inter kehilangan kontinuitas, stabilitas. Semua itu membuat perkembangan Inter terhambat.
“Tim Inter saat ini sangat tak teratur, sehingga apa pun yang dilakukan berisiko menjadi perjudian. Bisa jadi para pemain menderita akibat banyaknya perubahan,” kata Luisito.
Menurut Luisito lagi, masalah yang dihadapi Inter sangat besar sebab klub itu mengalami berbagai perubahan dalam waktu singkat.
Selain itu, gairah yang dipercikkan oleh pelatih, siapa pun dia, tidak ada geregetnya. Juga, tidak jelas siapa yang berkuasa di Inter.
“Siapa yang memutuskan untuk memecat Frank de Boer? Siapa yang menunjuk Stefano Pioli? Siapa yang bertanggung jawab untuk membeli dan menjual pemain?” ujar Luisito, yang lahir di A Coruna pada 2 Mei 1935.
Katanya lagi, "Akan tetapi, jangan terbawa terlalu jauh dengan semua masalah itu. Semua itu bisa menjadi alasan yang dipakai oleh para pemain jika tidak berprestasi.”
Luisito juga melihat bahwa Inter tidak hanya kehilangan pemimpin di luar lapangan. Di dalam lapangan pun demikian, Luisito tidak yakin apakah Mauro Icardi memang orang yang tepat untuk dijadikan kapten.
“Kalau memang ada kapten karena memang butuh, maka bisa dipilih siapa saja untuk melakukannya. Kalau tidak, seharusnya dipilih pemain yang lebih berpengalaman dengan karakter dan kepribadian yang bagus,” ujar Luisito.
“Ketika Inter menunjuk pemain muda seperti Icardi untuk menjadi kapten, maka kondisinya jadi berbeda. Hanya, ia harus mengingatkan pada diri sendiri bahwa ia kapten Inter dan bukan hanya untuk mereka yang sudah lebih lama berada di klub itu,” ucap Luisito.
Luisito juga yakin bahwa Suning Group, perusahaan asal China yang resmi mengambil alih Inter musim panas tahun ini, juga kurang pengalaman untuk menjalankan sebuah klub sepak bola Italia. Bahkan, meski mereka punya niat yang bagus.
“Kelihatannya mereka punya niat yang baik dan sudah melakukan perbaikan keuangan. Namun, sekarang mereka menghadapi bagian yang paling sulit, yaitu memberikan kejelasan siapa yang menjadi pemimpin dan tempat mereka di struktur klub,” kata Luisito.
Ia juga memberikan sebuah saran untuk urusan membeli pemain. Sebaiknya Inter jangan membeli tiga atau pemain dengan harga total 30-40 juta euro, namun semuanya memiliki nilai yang sama dengan yang telah ada di skuat.
Mereka melakukannya ketika mendatangkan Joao Mario, yang sebenarnya sama saja dengan Marcelo Brozovic.
“Suning harus melakukan tiga hal. Yang pertama, memilih pelatih yang mereka inginkan untuk memulai siklus yang baru. Kedua, memberikan kekuasaan penuh kepada manajer umum. Ketiga, menunjuk satu orang yang bisa menjadi jembatan antara tim dengan klub," kata Lusito.
Menurutnya, Inter harus meniru apa yang dilakukan Juventus, yaitu kembali ke cara lama untuk bisa menang lagi.
Mungkinkah ada pihak Inter atau Suning Group yang membaca apa yang dituturkan oleh eks pelatihnya itu?
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.725 |
Komentar