Jika dianalogikan dengan sebuah toko, Manahati Lestusen sangat pantas dilabeli toserba atau toko serbaada. Pasalnya, ia memiliki syarat untuk tampil di berbagai posisi.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Dari tiga kali kesempatan tampil pada Piala AFF edisi tahun ini, ia diturunkan di posisi berbeda. Pada kesempatan pertama, ia masuk sebagai pemain cadangan. Hati, demikian panggilannya, menggantikan Beny Wahyudi pada menit ke-73 sebagai bek kanan.
Dengan kemampuan apiknya dalam mengalirkan bola, serangan timnas kerap dibangun dari posisinya dalam menit tersisa. Meski tak berefek langsung dengan kehadiran dirinya, Stefano Lilipaly yang memanfaatkan umpan Boaz Solossa akhirnya mampu mencetak gol pada menit ke-85.
Gol itu pun membawa Indonesia memenangi laga 2-1 dan menyabet tiket semifinal.
Berlanjut pada kesempatan kedua, Manahati mendapatkan berkah lantaran duet bek utama timnas absen akibat hukuman akumulasi kartu kuning. Ia bersama Hansamu Yama Pranata mengisi pos yang ditinggalkan Rudolof Yanto Basna dan Fachrudin Aryanto.
Kali ini, dia mengemban tugas sebagai bek tengah sekaligus penyaring terakhir dalam meredam serangan Vietnam pada leg I semifinal Piala AFF yang berlangsung di Stadion Pakansari, Cibinong, Sabtu (3/12/2016).
Baca Juga:
- Tak Clean Sheet dalam 52 Hari, Arsenal Takluk dari Everton
- Gagal Jebol Gawang Roma, Niang Lepas Jabatan Eksekutor Penalti Milan
- Peringkat Lengkap Ballon d'Or 2016, 11 Pemain Dapat Poin 0
Sebagai bek sentral, ia mendapatkan penilaian positif dari tim pelatih dan masyarakat Indonesia. Dari pantauan statistik yang dihimpun Labbola, eks pemain Persebaya itu memenangi keempat duel udara yang dilakoni.
Pemain kelahiran Liang, Ambon, 17 Desember 1993 itu juga tercatat melakukan delapan kali sapuan. Rapor apik itulah yang membawa Indonesia menang 2-1 atas Vietnam di kandang.
Berlanjut pada leg kedua kontra Vietnam di My Dinh, Hanoi, Rabu (7/12/2016). Ia tak diturunkan sebagai bek tengah, melainkan sebagai gelandang bertahan bersama Bayu Pradana. Kali ini dia difungsikan sebagai penyaring di lini tengah sebelum serangan lawan masuk ke sektor pertahanan. Sebagai gelandang, pemain PS TNI itu lebih aktif dalam mendistribusikan bola.
Total, Hati melakukan operan sebanyak 30 kali dengan persentase sukses 80 persen. Di My Dinh, Hati bahkan juga berperan layaknya striker. Ia menjadi algojo penalti pada menit ke-7 babak pertama perpanjangan waktu.
Padahal, saat itu di dalam tim masih ada Ferdinand Sinaga atau Zulham Zamrun, yang jelas-jelas sudah lebih luwes dalam mengeksekusi penalti.
"Saya rasa semua pemain bisa tampil di semua posisi. Yang pasti, saya pribadi akan tampil dengan kemampuan terbaik di posisi mana pun saya diturunkan. Hal itu sudah terjadi sejak saya junior," tutur jebolan Deportivo Indonesia itu.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar