Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Indonesia Vs Thailand: Manahati Si Toserba

By Rabu, 14 Desember 2016 | 06:21 WIB
Lompatan bek tengah Indonesia, Manahati Lestusen (25) di antara rekan setimnya, Abduh Lestaluhu (3) dan kapten sekaligus striker Vietnam, Le Cong Vinh pada laga pertama semifinal Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Cibinong, Kab Bogor, Sabtu (3/12/2016) malam.
HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET
Lompatan bek tengah Indonesia, Manahati Lestusen (25) di antara rekan setimnya, Abduh Lestaluhu (3) dan kapten sekaligus striker Vietnam, Le Cong Vinh pada laga pertama semifinal Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Cibinong, Kab Bogor, Sabtu (3/12/2016) malam.

Jika dianalogikan dengan sebuah toko, Manahati Lestusen sangat pantas dilabeli toserba atau toko serbaada. Pasalnya, ia memiliki syarat untuk tampil di berbagai posisi.

Penulis: Kukuh Wahyudi

Dari tiga kali kesempatan tampil pada Piala AFF edisi tahun ini, ia diturunkan di posisi berbeda. Pada kesempatan pertama, ia masuk sebagai pemain cadangan. Hati, demikian panggilannya, menggantikan Beny Wahyudi pada menit ke-73 sebagai bek kanan.

Dengan kemampuan apiknya dalam mengalirkan bola, serangan timnas kerap dibangun dari posisinya dalam menit tersisa. Meski tak berefek langsung dengan kehadiran dirinya, Stefano Lilipaly yang memanfaatkan umpan Boaz Solossa akhirnya mampu mencetak gol pada menit ke-85.

Gol itu pun membawa Indonesia memenangi laga 2-1 dan menyabet tiket semifinal.

Berlanjut pada kesempatan kedua, Manahati mendapatkan berkah lantaran duet bek utama timnas absen akibat hukuman akumulasi kartu kuning. Ia bersama Hansamu Yama Pranata mengisi pos yang ditinggalkan Rudolof Yanto Basna dan Fachrudin Aryanto.

Kali ini, dia mengemban tugas sebagai bek tengah sekaligus penyaring terakhir dalam meredam serangan Vietnam pada leg I semifinal Piala AFF yang berlangsung di Stadion Pakansari, Cibinong, Sabtu (3/12/2016).

Baca Juga:

Sebagai bek sentral, ia mendapatkan penilaian positif dari tim pelatih dan masyarakat Indonesia. Dari pantauan statistik yang dihimpun Labbola, eks pemain Persebaya itu memenangi keempat duel udara yang dilakoni.

Pemain kelahiran Liang, Ambon, 17 Desember 1993 itu juga tercatat melakukan delapan kali sapuan. Rapor apik itulah yang membawa Indonesia menang 2-1 atas Vietnam di kandang.

Berlanjut pada leg kedua kontra Vietnam di My Dinh, Hanoi, Rabu (7/12/2016). Ia tak diturunkan sebagai bek tengah, melainkan sebagai gelandang bertahan bersama Bayu Pradana. Kali ini dia difungsikan sebagai penyaring di lini tengah sebelum serangan lawan masuk ke sektor pertahanan. Sebagai gelandang, pemain PS TNI itu lebih aktif dalam mendistribusikan bola.

Total, Hati melakukan operan sebanyak 30 kali dengan persentase sukses 80 persen. Di My Dinh, Hati bahkan juga berperan layaknya striker. Ia menjadi algojo penalti pada menit ke-7 babak pertama perpanjangan waktu.

Padahal, saat itu di dalam tim masih ada Ferdinand Sinaga atau Zulham Zamrun, yang jelas-jelas sudah lebih luwes dalam mengeksekusi penalti.

"Saya rasa semua pemain bisa tampil di semua posisi. Yang pasti, saya pribadi akan tampil dengan kemampuan terbaik di posisi mana pun saya diturunkan. Hal itu sudah terjadi sejak saya junior," tutur jebolan Deportivo Indonesia itu.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Aloysius Gonsaga
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X