Club America sudah menjadi penguasa kawasan Amerika Utara, Tengah, dan Kepulauan Karibia dalam dua tahun terakhir. Klub asal Meksiko tersebut menjuarai Liga Champion Concacaf dua kali berturut-turut.
Penulis: Anggun Pratama
Gelar teranyar Club America adalah LC Concacaf 2015-2016. Di musim itu, mereka tidak mengalami satu pun kekalahan. Pada fase grup, America menang tiga kali dan imbang sekali di Grup E.
Memasuki fase gugur, Las Aguillas alias Sang Elang mengandaskan Seattle Sounders 5-3 secara agregat di perempat final, kemudian menyingkirkan dua klub senegara di semifinal dan final.
Laga semifinal kontra Santos Laguna berakhir 1-0 secara agregat, dan di final America unggul 4-1 atas UANL. Gelar itu merupakan yang ketujuh bagi America, melewati Cruz Azul sebagai klub tersukses di turnamen ini.
Baca juga:
- Timnas Thailand Mengejar Kesempurnaan 2000
- Sikap Awas Pelatih Thailand kepada Indonesia
- David Villa Bantah Akan Kembali Tampil di La Liga
Secara total, keikutsertaan di Piala Dunia Klub 2016 merupakan yang ketiga buat America.
Selain di 2015, America juga ambil bagian pada edisi 2006. Tahun lalu, langkah mereka langsung terhenti di perempat final setelah kalah 1-2 dari Guangzhou Evergrande.
Hasil negatif itu rupanya dijadikan sebagai motivasi buat kembali ke PD Klub.
Maklum, saat itu America punya harapan tinggi buat sukses dengan target minimal mencapai final.
"Begitu kami kembali ke Meksiko, kami langsung menetapkan target buat kembali ke PD Klub. Peluang itu hanya datang dari menjuarai LC Concacaf. Kami mempersiapkan diri dengan sangat serius agar bisa mengangkat trofi LC dan kembali ke Jepang demi mendapatkan hasil yang lebih baik," kata kiper Moises Munoz di situs FIFA.
Ada beberapa perubahan dalam tubuh America di PD Klub dibanding saat menjuarai LC Concacaf, yakni pelatih.
Pada saat menjuarai LC Concacaf, tim masih dilatih oleh Ignacio Ambriz, sama ketika mentas di PD Klub 2015. Kini, kursi kepelatihan America sudah berganti pemilik.
Sosok pengisi posisi tersebut adalah pelatih senior, Ricardo La Volpe. Pria 64 tahun yang pernah menangani timnas Meksiko pada 2002-2006 tersebut datang ke America pada akhir September silam.
Saat ini, para pemain mencoba memberikan kado manis di tahun ke-100 berdirinya klub. Setelah menjuarai LC Concacaf, target besar selanjutnya tentu dengan menjadi kampiun di PD Klub.
Bila terlalu muluk, setidaknya melangkah ke final sudah menjadi prestasi besar. Syaratnya tentu dengan mengalahkan Jeonbuk dan Real Madrid yang sudah menanti di semifinal.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar