Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tenggelamnya Rashford dan Talenta Muda Inggris Lainnya

By Nugyasa Laksamana - Rabu, 7 Desember 2016 | 10:42 WIB
Penyerang Manchester United, Marcus Rashford, merayakan gol yang dia cetak ke gawang Hull City dalam pertandingan Premier League di Stadion KCOM, Hull, Inggris, 27 Agustus 2016.
LINDSEY PARNABY/AFP
Penyerang Manchester United, Marcus Rashford, merayakan gol yang dia cetak ke gawang Hull City dalam pertandingan Premier League di Stadion KCOM, Hull, Inggris, 27 Agustus 2016.

Pelatih Celtic, Brendan Rodgers, mengkritik derasnya aktivitas bursa transfer di Premier League. Hal itu dinilai Rodgers dapat menghambat perkembangan talenta muda Inggris seperti Marcus Rashford.

Pada era kepelatihan Louis van Gaal, karier Rashford sebagai pemain muda di Manchester United tergolong melesat.

Menjalani debut melawan FC Midtjylland (di ajang Liga Europa), pemuda yang awalnya kurang dikenal itu sukses mengejutkan jagat sepak bola Eropa dengan mencetak dua gol.

Performa impresif itu diulangi Rashford saat melakoni debutnya di ajang Premier League melawan Arsenal. Dalam laga itu, dia kembali mencetak dua gol.


Secara keseluruhan, Rashford sanggup melesakkan delapan gol dan dua assist dari 18 pertandingan di seluruh kompetisi.

Bagi pemuda seusianya, catatan tersebut tentu terbilang mengagumkan. Bahkan, dia berhasil menembus skuat tim nasional Inggris untuk Piala Eropa 2016.

Sayangnya, sinar Rashford seolah meredup pada musim ini. Di bawah kepemimpinan Jose Mourinho, serta hadirnya juru gedor sekelas Zlatan Ibrahimovic, Rashford seperti tenggelam.

Rasio golnya menurun. Dari 19 laga, Rashford cuma bisa mencetak empat gol.


Bagi Rodgers, yang sebelumnya pernah menangani Liverpool, situasi seperti itu tentu dapat mengancam karier sepak bola Rashford.

Premier League, kata Rodgers, terlalu banyak dipenuhi oleh pemain asing. Hal itu dinilai dapat menghambat perkembangan pemain-pemain muda Inggris.

Baca Juga:

"Uang memang bisa membuat sesuatu menjadi hebat dan terlihat lebih menarik. Namun, ada pula dampak sebaliknya. Lihatlah Rashford, pemain dengan bakat besar. Kini dia sulit mendapatkan kesempatan bermain," kata Rodgers kepada The Independent.

"Seingat saya saat terakhir bekerja di Premier League, jumlah pemain asing di sana mencapai lebih dari 70 persen. Artinya, semakin banyak talenta lokal yang sulit untuk mendapatkan kesempatan," ujarnya.

Lantas, Rodgers pun mengambil Spanyol sebagai contoh antitesis dari Inggris. Ia menilai pembinaan pemain lokal usia muda di Negeri Matador tergolong bagus.

Apa yang diutarakan Rodgers memang tidak salah. Contohnya saja FC Barcelona, yang telah "memproduksi pemain-pemain hebat lewat akademi La Masia.


Sejumlah pemain besar tim nasional Spanyol, seperti Andres Iniesta dan Xavi Hernandez, merupakan jebolan akademi tersebut.

"Spanyol adalah kebalikannya. Dengan banyak pemain yang diberi kesempatan, tentu mereka akan berkembang. Begitu juga Jerman yang berkembang dalam satu dekade terakhir karena pemain mudanya diberikan kesempatan," tutur Rodgers.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : The Independent


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X