Ketika Real Madrid, Barcelona, dan Sevilla kehilangan kesempatan untuk meraup tiga angka, hal yang paling dihindari Atletico Madrid tentu pencapaian serupa trio yang berada tepat di atas mereka.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Tambahan tripoin jelas bakal mengembalikan Atleti masuk ke jalur juara La Liga 2016/17.
Apa hendak dikata, Los Colchoneros justru hanya bisa berbagi skor kacamata tatkala menjamu Espanyol di Vicente Calderon, Sabtu (3/12).
Total 11 tembakan yang diarahkan ke gawang Los Periquitos tak ada yang cukup untuk menggetarkan jala Diego Lopez, kiper Espanyol.
Setelah menjalani 14 jornada, Atletico pun harus puas duduk di peringat keempat alias zona terakhir Liga Champions.
Jaraknya memang cuma terpaut dua poin dari Sevilla di tempat ketiga, tapi juga berselisih sama dengan Villarreal dan Real Sociedad, yang duduk di posisi 5 dan 6.
“Sikap saya sama sekali tak berubah. Target kami memang hanya finis di peringkat ketiga. Tenang saja,” kata Diego Simeone di As, mencoba menjawab keraguan publik yang mulai mempertanyakan kinerja anak-anak asuhnya, terutama Antoine Griezmann, sang pencetak gol terbanyak Atleti di musim ini.
“Tak ada yang berubah dari Griezmann, dia masih menjadi pemain yang memiliki etos kerja sempurna. Sulit mencari pembandingnya di skuat ini. Layaknya semua hal dalam kehidupan, kita hanya perlu bersabar untuk kembali melihat gol-golnya datang,” lanjut El Cholo.
Perubahan Plot
Hasil imbang tanpa gol tak bisa dianggap positif dari aspek rivalitas menguber mahkota el campeon.
Namun, dari perspektif defensif, Simeone layak melengkungkan senyum lebar. Maklum, kesuksesan menjaga gawang dari kebobolan memastikan clean sheet Atleti sejak dipegang Simeone menyentuh milestone 100.
Artinya, Atleti mampu meraih catatan fantastis ini hanya dalam 188 jornada.
Baca Juga:
- Tahu Tak Ada Keajaiban, Mourinho Hargai Usaha Zorya Perbaiki Lapangan
- Striker 17 Tahun Inter Milan Alami Momen yang Tak Terlukiskan
- Kedinginan, Ibrahimovic Cetak Gol Kontra Zorya untuk Menghangatkan Tubuh
Terhitung 7 Januari 2012, laga perdana Simeone di La Liga, hingga pekan ke-14, lima musim kemudian. Jika diambil seluruh kompetisi, Atleti berhasil menorehkan 149 clean sheet dalam 275 partai resmi.
Sejak dilatih Simeone, kekuatan utama Atleti memang terbentuk dari sektor pertahanan kokoh.
Segala bentuk permutasi kiper maupun bek terbukti tak mempu meredakan kesolidan di lini belakang.
Akan tetapi, ketika mulai menjamah permainan ke plot ofensif, terutama di musim 2016/17, meski terbukti bisa mengoleksi gol lebih banyak, kompensasinya adalah gawang Jan Oblak yang lebih mudah dibobol lawan.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar