Ketika Leicester City meraih kemenangannya yang ke-4 di ajang Liga Champion, The Foxes baru mencatat tiga kali menang dari 13 penampilan di kancah Premier League. Tak pelak, fakta ini pun disebut merupakan sesuatu yang ironis bagi sang juara bertahan.
Penulis: Dedi RInaldi
Masih ada fakta lain. Ketika Leicester lolos ke babak 16 besar Liga Champion dengan predikat juara Grup G, di Premier League pasukan Claudio Ranieri baru meraup 13 poin dan terancam terdegradasi.
Leicester disebut gagal mempertahankan performa musim lalu yang gemilang saat secara mengejutkan meraih gelar juara Premier League 2015/16.
Ranieri sebagai komandan dituding tak mampu menjaga motivasi pemain, termasuk juga gagal dalam menghadirkan pemain baru yang bagus.
Tentu saja pelatih asal Italia ini menolak dengan tegas tudingan tersebut. Ranieri tak mau menimpakan kesalahan pada pemain atas performa musim ini, apalagi menyalahkan rekrutan pemain baru yang ada.
Pada musim ini Leicester merekrut Islam Slimani, Ahmed Musa, dan Nampalys Mendy.
“Bila dibandingkan dengan musim lalu, kami seperti kehilangan segalanya, tapi semangat kami tetap sama. Rekrutan pemain baru juga bagus.
[video]http://video.kompas.com/e/5235710204001[/video]
Tapi, tak bisa pemain baru langsung memulai dengan sangat baik, bukan?” ujarnya.
Ranieri mencontohkan bagaimana pemain bintang Leicester yang pada awal musim sempat diminati klub besar sekelas Barcelona dan Real Madrid, Riyad Mahrez, butuh adaptasi hingga dua musim untuk berkembang baik.
“Mahrez berkembang pada tahun keduanya. Lalu, jika pemain seperti Mahrez membutuhkan enam atau tujuh bulan untuk berkembang, bayangkan bagaimana dengan yang lain,” kata Ranieri.
Yang pasti Leicester harus bergerak menambah poin karena setiap klub di Premier League butuh sedikitnya 40 poin buat bertahan.
Namun, performa buruk sejak awal musim telah menegaskan pada satu hal dan terus menjadi sorotan, yaitu Leicester telah berada dalam ancaman terjerat degradasi.
Lalu, dengan minimnya jumlah poin yang baru dikumpulkan Leicester, tidak salah apabila The Foxes terus-menerus disebut telah berada dalam ancaman degradasi.
Soal ini, Mahrez menegaskan bahwa dirinya sama sekali tak khawatir tentang potensi degradasi mereka musim ini. Meskipun tengah terpuruk di Premier League, bintang asal Aljazair ini yakin Leicester punya kualitas.
Namun, performa buruk sejak awal musim telah menegaskan pada satu hal dan terus menjadi sorotan, yaitu Leicester telah berada dalam ancaman terjerat degradasi.
“Degradasi? Tidak, saya tak berpikir tentang hal itu. Kami memiliki kualitas untuk bertahan di Premier League. Kami hanya harus terus melangkah. Sekarang kami akan menunjukkan kualitas kami,” ucapnya.
Menurut Mahrez, timnya akan bereaksi dengan segera karena semua tim sekarang ingin mengalahkan Leicester. Karena itu, Mahrez meminta rekanrekannya agar bangkit bersama dari keterpurukan.
Spekulasi
Meski demikian, dengan mendekatnya Januari, di mana bursa transfer fase kedua dibuka, tidak tertutup kemungkinan para bintang Leicester malah kabur ke klub lain terkait buruknya performa tim.
Sudah terdengar bahwa Manchester United berniat besar memulangkan gelandang didikannya yang menjadi bintang di Leicester, Danny Drinkwater, ke Old Trafford.
Leicester tentu tak bisa lengah tentang kemungkinan tersebut.
Baca Juga:
- Skor Babak Pertama PSG yang Dongkrak Semangat Arsenal
- Alasan Guardiola Tolak Bersalaman dengan Fabregas
- Khedira Pejamkan Mata, Fans Juventus di Stadion Bertambah 60.000
Manajer United, Jose Mourinho, ingin menambah opsi di lini tengah timnya dengan kehadiran Drinkwater, yang masih terikat kontrak sampai Juni 2021 di Leicester.
Drinkwater merupakan kekuatan pendorong di balik kisah sukses Leicester saat secara mengejutkan menjuarai Premier League musim lalu dan ia pun mendapatkan panggilan pertamanya ke skuat Inggris, Maret lalu, sebagai apresiasi dari performa konsistennya.
Pemain berusia 26 tahun itu sebelumnya berkembang melalui jajaran skuat muda di Old Trafford, tetapi gagal mencatatkan penampilan di level senior.
Drinkwater banyak menghabiskan kariernya sebagai pemain pinjaman di Huddersfield Town, Cardiff City, Watford, dan Barnsley, lalu akhirnya bergabung ke Leicester pada Januari 2012.
[video]http://video.kompas.com/e/5235727976001[/video]
Ranieri mengaku tidak berniat menjual Drinkwater, yang telah menandatangani perpanjangan kontrak pada Agustus lalu. Kontrak baru Drinkwater berlaku hingga Juni 2021.
Kendati demikian, Ranieri menyambut rumor tersebut sebagai wujud apresiasi bahwa para pemainnya telah melakukan pekerjaan mereka dengan baik.
“Ketika saya memiliki pemain yang menjadi incaran banyak tim besar, berarti kami bekerja dengan sangat baik. Kadang-kadang saya pikir, mungkin surat kabar tidak memiliki berita yang cukup dan mereka menulis beberapa rumor. Tidak masalah,” kata Ranieri.
Ranieri menyerahkan semua keputusan kepada Dwinkwater karena menurutnya kerap terjadi spekulasi yang mengejutkan, sementara pemain yang diisukan tenang-tenang saja.
“Saya sangat terkejut karena sering terjadi rumor sebelum pasar transfer dibuka. Drinkwater baru menandatangani kontrak perpanjangan dan terlihat semuanya normal-normal saja,” ujar Ranieri lagi.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.722 |
Komentar