Saat menang 2-1 atas Sassuolo (30/10), gol dicetak oleh Senad Lulic dan Immobile dengan Stefan Radu bikin satu assist untuk Immobile.
Ketika ditahan Napoli 1-1 (5/11), Balde Keita mencetak gol memanfaatkan assist Marco Parolo.
Kemudian waktu mengalahkan Genoa 3-1 (20/11), gol-gol dicetak oleh Felipe Anderson, Lucas Biglia, dan Wallace. Terakhir menaklukkan Palermo 1-0 (27/11), Dusan Basta yang membuat assist bagi gol tunggal Sergej Milinkovic-Savic.
Grup Solid
Kesuburan pasukan Lazio dalam berkontribusi terhadap perolehan gol tim otomatis terlihat juga dalam statistik penciptaan peluang.
Tidak seperti tim lain, yang biasanya punya satu atau dua orang yang paling menonjol, para pemain Lazio membagi penciptaan peluangnya secara lebih merata.
Felipe Anderson menjadi yang terdepan dengan membuat 28 peluang gol. Di belakangnya dengan jarak rapat berturut-turut ada Keita (25), Lulic (25), Milinkovic- Savic (17), Immobile (13), Parolo (13), Biglia (12), serta Cataldi (12).
Karakter ini akan menjadi salah satu modal terbaik Lazio untuk menantang Roma. Dengan begitu banyaknya sumber gol, I Lupi bisa mengalami kesulitan menentukan siapa pemain yang menjadi referensi Lazio, siapa pemain yang perlu dijaga secara ekstra.
"Kami tidak tergantung pada penyerang. Satu per satu dari pemain di posisi yang lain juga bisa mencetak gol. Kami punya kualitas di semua lini permainan. Yang terpenting adalah menjadi sebuah grup yang solid dan bertarung untuk membantu sama sama lain," ujar Lulic kepada Lazio Style Radio.
Lazio punya misi menuntaskan derbi kali ini dengan sebuah raihan tripoin.
Tim Biru Langit sudah tidak merasakan kemenangan di derbi selama lebih dari tiga tahun, setelah melewati enam duel. Terakhir kali Lazio menang pada final Coppa Italia, 26 Mei 2013.
[video]http://video.kompas.com/e/5231686691001[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.720 |
Komentar