Rose membuat rata-rata 0,7 umpan silang per laga, keempat tertinggi di liga. Walker membuat 0,5 umpan, kelima tertinggi. Fungsi mereka tampak nyata saat bola hidup di sepertiga lapangan lawan.
Ya, Rose dan Walker menawarkan variasi serangan penting bagi Tottenham melalui kecenderungan melesat dari lini belakang guna membantu serangan.
Keliru bila menganggap tendensi ofensif dua bek sayap itu membuat mereka buruk dalam bertahan.
Di antara pemain Spurs yang lebih dari sekali menjadi starter, Rose mencatat rataan 1,7 cegatan per gim, tertinggi di klub. Walker tepat di bawah Rose dengan 1,6 cegatan.
Kemampuan duet itu memotong serangan lawan sebelum melaju ke depan dengan bola bisa dialamatkan kepada kombinasi kemahiran: membaca permainan dan determinasi mengejar lawan.
Jadi, tak aneh kalau Rose dan Walker tergolong kerap menggiring bola, lebih sering dibandingkan pemain Spurs lainnya.
Rata-rata dribel Walker 1,2 kali per laga, Rose 1,1 per laga. Duet ini disebut layak menjadi yang terbaik di Inggris. Predikat itu tak bisa dianggap remeh.
Pesaing mereka di timnas Inggris terbilang berat, seperti Nathaniel Clyne (Liverpool) di kanan dan Ryan Bertrand (Southampton) atau Luke Shaw (Man. United) di kiri.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar