Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Peran Penting Adaptasi Rose-Walker di Tottenham

By Rabu, 23 November 2016 | 14:28 WIB
Sayap Leicester City, Ahmed Musa (kanan), berduel merebutkan bola dengan bek Tottenham Hotspur, Kyle Walker, dalam laga Premier League di White Hart Lane, London, 29 Oktober 2016.
IAN KINGTON/AFP
Sayap Leicester City, Ahmed Musa (kanan), berduel merebutkan bola dengan bek Tottenham Hotspur, Kyle Walker, dalam laga Premier League di White Hart Lane, London, 29 Oktober 2016.

Sampai pekan ke-12, Tottenham adalah satusatunya klub yang belum terkalahkan di Premier League. Ujian terakhir nan berat, derbi di Stadion Emirates, bisa dilalui dengan hasil satu poin berharga.

Penulis: Christian Gunawan

Hal menarik dari derbi London Utara itu tak lain dari keputusan Mauricio Pochettino memainkan tiga bek. Sistem itu, yang baru dua kali dipakai manajer berusia 44 tahun itu selama berada di Spurs, memberikan efek bagus.

Keberhasilan menahan imbang Arsenal di rumahnya tak lepas dari kemampuan luar biasa dalam beradaptasi cepat yang diperlihatkan pemain-pemain Spurs, terutama di dua titik sayap.

Pochettino layak gembira memiliki dua bek sayap yang boleh jadi terbaik di Premier League saat ini.

Kyle Walker dan Danny Rose mampu memanfaatkan lebar lapangan dalam serangan. Kedua pemain memiliki tingkat kebugaran istimewa untuk ikut membantu tiga atau dua bek, tergantung formasi yang diterapkan Pochettino.

Berkat Walker dan Rose, manajer asal Argentina itu bakal mudah memilih taktik yang ia inginkan.

Defensif pun Oke

Dengan kebugarannya, duet bek yang juga menjadi pilihan pertama di timnas Inggris itu sangat cocok dengan sistem permainan Spurs era Pochettino, yang ngotot menekan sejak di garis pertahanan lawan.

Kecepatan memungkinkan mereka menusuk dari kanan atau kiri lapangan. Saat gelandang sayap bekerja lebih ke tengah lapangan, Walker dan Rose mampu mengisi ruang yang ditinggalkan sekaligus menciptakan peluang.

Rose membuat rata-rata 0,7 umpan silang per laga, keempat tertinggi di liga. Walker membuat 0,5 umpan, kelima tertinggi. Fungsi mereka tampak nyata saat bola hidup di sepertiga lapangan lawan.

Ya, Rose dan Walker menawarkan variasi serangan penting bagi Tottenham melalui kecenderungan melesat dari lini belakang guna membantu serangan.

Keliru bila menganggap tendensi ofensif dua bek sayap itu membuat mereka buruk dalam bertahan.

Di antara pemain Spurs yang lebih dari sekali menjadi starter, Rose mencatat rataan 1,7 cegatan per gim, tertinggi di klub. Walker tepat di bawah Rose dengan 1,6 cegatan.


Bek sayap Tottenham Hotspur, Danny Rose, berduel dengan Branislav Ivanovic dari Chelsea dalam pertandingan pekan ke-36 Premier League 2015-2016.(SHAUN BOTTERILL/GETTY IMAGES)

Kemampuan duet itu memotong serangan lawan sebelum melaju ke depan dengan bola bisa dialamatkan kepada kombinasi kemahiran: membaca permainan dan determinasi mengejar lawan.

Jadi, tak aneh kalau Rose dan Walker tergolong kerap menggiring bola, lebih sering dibandingkan pemain Spurs lainnya.

Rata-rata dribel Walker 1,2 kali per laga, Rose 1,1 per laga. Duet ini disebut layak menjadi yang terbaik di Inggris. Predikat itu tak bisa dianggap remeh.

Pesaing mereka di timnas Inggris terbilang berat, seperti Nathaniel Clyne (Liverpool) di kanan dan Ryan Bertrand (Southampton) atau Luke Shaw (Man. United) di kiri.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X