“Sebenarnya tolok ukur prestasi CEO bukan hanya dilihat dari prestasi, tetapi juga banyak aspek yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah eksistensi dan bagaimana menjaga iklim klub tetap kondusif,” sambung Ruddy.
Selama menjabat sebagai CEO Arema, keuangan Arema cukup kondusif. Hal tersebut juga bisa dilihat dari banyaknya sponsor yang masuk ke Arema.
Baca Juga:
- Stefano Lilipaly: Saya Ingin Kembali Ke Persija
- Arsenal Nikmati Kecepatan Hector Bellerin
- Juventus Harus Ambil Pelapis Barzagli atau Pakai 4 Bek
Selain itu, dalam usia relatif muda, 43 tahun, Iwan dikenal dekat dengan pemain dan bahkan bisa memerankan dua sosok sekaligus di mata pemain. “Bos Iwan bisa menjadi seorang bapak dan teman bagi pemain,” ungkap salah satu pemain, Juan Revi.
Kiper gaek Arema, Achmad Kurniawan, menyebut Arema akan sulit mencari pengganti Iwan. “Mungkin ada, tapi sepertinya sulit karena jarang ada orang yang loyal terhadap sepak bola di Indonesia,” ucapnya.
Iwan sendiri cukup mengetahui seluk-beluk Arema jauh sebelum menjabat sebagai CEO. Pada 1998 dia pernah menjabat sebagai Manajer Arema, kemudian membawa Arema masuk babak 8 besar Ligina VIII pada 2002.
Di luar Arema dia pernah menjabat sebagai Manajer Persik Kediri dengan prestasi tertinggi membawa Persik sebagai juara Ligina XII pada 2006.
[video]http://video.kompas.com/e/5210582460001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar