Sejak meninggalkan Malaga demi Manchester City pada 2014, Willy Caballero sulit menyegel tempat sebagai kiper utama.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Dua musim sebelumnya, tantangan Caballero bernama Joe Hart. Musim 2016/17, rivalnya berganti menjadi Claudio Bravo, kiper yang baru didatangkan dari Barcelona pada musim panas 2016.
Manajer anyar Man City, Pep Guardiola, lebih memilih Bravo ketimbang Caballero kendati penjaga gawang yang disebut pertama tampak sulit beradaptasi dengan sepak bola Inggris.
Baca juga:
- Juventus Besutan Allegri Tidak Sama dengan Versi Capello
- Pemain Spanyol Diminta Belajar dari Pencetak Gol Tertua La Roja
- Hansamu Minta Maaf karena Cederai Bachdim
Baru sekitar tiga bulan di City, Bravo kerap bikin blunder saat menjaga gawang timnya.
Puncak kesalahan kiper Cile itu adalah saat mendapat kartu merah melawan FC Barcelona di Liga Champions (19/10). Man City pun kalah 0-4.
Suporter City sempat menyerukan agar Guardiola mulai percaya pada Caballero. Namun, manajer asal Spanyol itu masih yakin pada kemampuan Bravo.
Situasi itu jelas tidak menguntungkan bagi Caballero, yang kontraknya di Stadion Etihad bakal usai pada akhir musim ini.
Jika ingin menyelamatkan kariernya di City, dia perlu memanfaatkan segala peluang yang didapatkan, termasuk masalah yang Bravo tengah hadapi pada musim perdananya bersama City.
Akhir pekan ini, ada kemungkinan Caballero turun saat Man City bertandang ke rumah Crystal Palace untuk lanjutan Premier League, Sabtu (19/11).
Bravo mengalami cedera pinggul ketika memperkuat negaranya dalam partai seri 1-1 versus Kolombia (10/11).
Meski cedera ringan, Bravo bisa saja diistirahatkan Guardiola.
Soalnya, ada laga tandang Liga Champions melawan Borussia Moenchengladbach pada Rabu (23/11). Duel tersebut krusial mengingat City belum mengamankan tiket ke fase gugur.
Selain itu, City sesungguhnya membutuhkan kepiawaian Caballero dalam duel udara karena Palace amat jago dalam hal ini.
Rata-rata membuat 22,4 duel udara sukses, catatan Palace adalah yang tertinggi di antara semua tim EPL musim ini.
Andai diturunkan, sebuah kesempatan bagi Caballero untuk memikat hati bosnya. Tentu caranya bukan sekadar membantu meraih kemenangan.
Pemain berumur 35 tahun itu sudah memperlihatkan dirinya bisa memberikan tiga angka bagi The Citizens.
Dari tiga gim EPL 2016-2017 yang telah ia mainkan, semua partai itu berhasil dimenangi.
Namun, hal itu tidak cukup bagi Guardiola. Caballero perlu menunjukkan ketangguhan berupa clean sheet perdana di EPL musim ini.
Selain itu, ada yang lebih krusial. Caballero harus menegaskan dirinya jago mendistribusikan bola, satu kualitas kesukaan Guardiola yang ada dalam diri Bravo.
Berdasarkan statistik, persentase distribusi bola dari Caballero lebih rendah dari Bravo, yakni 72 persen berbanding 81 persen.
Ketimpangan itu juga telihat dalam rata-rata operan dan persentase operan sukses, yang mana Bravo jauh mengungguli rekannya sesama kiper.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.716 |
Komentar