Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kembali ke Puncak Setelah 916 Hari, Liverpool Harus Ingat Musibah 2002-2003

By Beri Bagja - Senin, 7 November 2016 | 16:16 WIB
Emre Can (kedua dari kanan) disambut rekan setimnya setelah mencetak gol ketiga Liverpool FC ke gawang Watford dalam partai Premier League di Stadion Anfield, Liverpool, 6 November 2016.
CLIVE BRUNSKILL/GETTY IMAGES
Emre Can (kedua dari kanan) disambut rekan setimnya setelah mencetak gol ketiga Liverpool FC ke gawang Watford dalam partai Premier League di Stadion Anfield, Liverpool, 6 November 2016.

Liverpool FC akhirnya menduduki singgasana klasemen Premier League setelah 916 hari berlalu. The Reds tak boleh terlena karena sejarah membuktikan status pemuncak pada November belum menjamin apa pun.

Sampai pekan ke-11, Liverpool menempati posisi teratas klasemen Premier League dengan koleksi 26 poin.

Situasi ini membuat The Reds kembali berada di puncak untuk kali pertama sejak 6 Mei 2014!

Perolehan tertinggi Liverpool sejauh ini disertai permainan memikat dan produktivitas tinggi. Pasukan Juergen Klopp mencetak 30 gol, terbanyak di liga.

"Menurut saya, Liverpool sekarang bermain lebih baik dari siapa pun. Tak ada alasan kenapa kami tidak bisa melanjutkan performa bagus seperti ini," ucap legenda besar The Reds, Ian Rush, kepada Liverpool Echo.

Diakui sebagai calon kuat peraih gelar, Liverpool layak berbangga. Hanya, awak The Reds pasti memahami kewajiban untuk tetap rendah hati.

Philippe Coutinho cs harus belajar dari musibah yang menimpa klub pada 2002-2003. Kala itu, Liverpool besutan Gerard Houllier melakoni start fantastis setara musim ini.

Mereka juga memuncaki klasemen dalam 11 pekan perdana. Awalan LFC kala itu bahkan lebih keren dengan catatan 27 poin tanpa terkalahkan (8 kemenangan, 3 seri).

Jika ukurannya performa dalam 11 partai awal, rekor Liverpool 2002-2003 merupakan yang terbaik sejak format Premier League diorbitkan pada 1992.

Namun, apa yang terjadi selanjutnya adalah musibah. Berbekal skuat bermaterikan bintang seperti Michael Owen-Emile Heskey, The Reds terpeleset.


Pendukung Liverpool FC membentangkan spanduk dukungan tentang pelatih mereka, Juergen Klopp, dalam partai Premier League lawan West Brom di Stadion Anfield, 22 Oktober 2016.(JAN KRUGER/GETTY IMAGES)

Mereka tak pernah menang dalam 11 partai beruntun setelahnya pada 9 November 2002-11 Januari 2003!

Misi perbaikan performa sejak pergantian tahun seperti telanjur karena rival yang lain justru sedang panas-panasnya.

Alhasil, Liverpool cuma finis di peringkat ke-5 dengan selisih minus 19 poin dari juara liga, Manchester United.

Berkaitan dengan memori buruk itu, Rush mewanti-wanti pasukan Klopp harus menunda pembicaraan soal gelar saat ini karena masih terlalu dini.

"Jika mereka masih berada di peringkat yang sama saat Natal, mungkin klub bisa membicarakan tentang misi menjuarai liga," ucap penyerang Reds pada 1986-1996 itu.

Baca Juga:

Toh, kemunduran skuat Liverpool 2002-2003 agaknya dipengaruhi fokus yang terbagi dengan target di pentas antarklub Eropa.

Kala itu, Reds gagal lolos ke fase gugur Liga Champions, turun level ke Piala UEFA, dan finis sebagai perempat finalis.

Mereka juga rontok di babak IV Piala FA, tapi menyelamatkan musim dengan gelar Piala Liga.

Musim ini, Si Merah punya keuntungan untuk menaruh fokus penuh di Premier League karena tak turun di pentas kontinental.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Beri Bagja
Sumber : Berbagai sumber


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X