Liverpool FC akhirnya menduduki singgasana klasemen Premier League setelah 916 hari berlalu. The Reds tak boleh terlena karena sejarah membuktikan status pemuncak pada November belum menjamin apa pun.
Sampai pekan ke-11, Liverpool menempati posisi teratas klasemen Premier League dengan koleksi 26 poin.
Situasi ini membuat The Reds kembali berada di puncak untuk kali pertama sejak 6 Mei 2014!
Perolehan tertinggi Liverpool sejauh ini disertai permainan memikat dan produktivitas tinggi. Pasukan Juergen Klopp mencetak 30 gol, terbanyak di liga.
"Menurut saya, Liverpool sekarang bermain lebih baik dari siapa pun. Tak ada alasan kenapa kami tidak bisa melanjutkan performa bagus seperti ini," ucap legenda besar The Reds, Ian Rush, kepada Liverpool Echo.
The unravelling of Gérard Houllier’s Liverpool #epl @thesefootytimes: It was March 2002, and Liverpool were flying… https://t.co/rqbWBaisFt pic.twitter.com/wJtboLBMLf
— EPL Feeds (@eplfeeds) October 26, 2016
Diakui sebagai calon kuat peraih gelar, Liverpool layak berbangga. Hanya, awak The Reds pasti memahami kewajiban untuk tetap rendah hati.
Philippe Coutinho cs harus belajar dari musibah yang menimpa klub pada 2002-2003. Kala itu, Liverpool besutan Gerard Houllier melakoni start fantastis setara musim ini.
Mereka juga memuncaki klasemen dalam 11 pekan perdana. Awalan LFC kala itu bahkan lebih keren dengan catatan 27 poin tanpa terkalahkan (8 kemenangan, 3 seri).
Jika ukurannya performa dalam 11 partai awal, rekor Liverpool 2002-2003 merupakan yang terbaik sejak format Premier League diorbitkan pada 1992.
Namun, apa yang terjadi selanjutnya adalah musibah. Berbekal skuat bermaterikan bintang seperti Michael Owen-Emile Heskey, The Reds terpeleset.
Mereka tak pernah menang dalam 11 partai beruntun setelahnya pada 9 November 2002-11 Januari 2003!
Misi perbaikan performa sejak pergantian tahun seperti telanjur karena rival yang lain justru sedang panas-panasnya.
Alhasil, Liverpool cuma finis di peringkat ke-5 dengan selisih minus 19 poin dari juara liga, Manchester United.
Berkaitan dengan memori buruk itu, Rush mewanti-wanti pasukan Klopp harus menunda pembicaraan soal gelar saat ini karena masih terlalu dini.
"Jika mereka masih berada di peringkat yang sama saat Natal, mungkin klub bisa membicarakan tentang misi menjuarai liga," ucap penyerang Reds pada 1986-1996 itu.
Baca Juga:
- Parade Ulang Tahun Ke-15 Bolavaganza
- Komposisi Timnas Italia: Dominasi Juventus-Milan, 2 Kejutan, dan Minus Balotelli
- Cetak 4 gol dalam 3 Hari, Sang Harimau Kolombia Keluar dari Persembunyian
Toh, kemunduran skuat Liverpool 2002-2003 agaknya dipengaruhi fokus yang terbagi dengan target di pentas antarklub Eropa.
Kala itu, Reds gagal lolos ke fase gugur Liga Champions, turun level ke Piala UEFA, dan finis sebagai perempat finalis.
Mereka juga rontok di babak IV Piala FA, tapi menyelamatkan musim dengan gelar Piala Liga.
Musim ini, Si Merah punya keuntungan untuk menaruh fokus penuh di Premier League karena tak turun di pentas kontinental.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar