Musim ini Tottenham masih berstatus sebagai tim dengan pertahanan terbaik. Mereka baru kebobolan lima gol dalam 10 laga.
Label serupa juga disandang Spurs musim lalu. Hugo Lloris cs. kemasukan 35 gol. Tak ada tim lain yang menderita kebobolan lebih sedikit.
Fakta itu yang membuat Arsenal mungkin iri. Selama era kepelatihan Wenger, The Gunners jarang memiliki skuat yang menampilkan kesolidan dalam bertahan.
3. Pembelian Cerdas
Pochettino termasuk lihai dalam melakukan transaksi di bursa transfer. Pemain-pemain berkualitas seperti Delle Ali (5 juta pound), Eric Dier (4), Toby Alderweireld (11,5), Son Heung-Min (22), dan Victor Wanyama (11) bisa didapatkan dengan harga relatif miring.
Gaya tersebut sangat cocok dengan Arsenal yang cukup pelit mengeluarkan uang di pasar pemain.
4. Spesialis Laga Besar
Tekanan besar justru memberikan ekstra motivasi buat Pochettino. Rekornya melawan tim tradisional EPL seperti Man. United, Arsenal, Liverpool, Chelsea, dan Man. City terbilang meyakinkan, yakni empat kemenangan, enam imbang, dan cuma sekali kalah!
5. Respek kepada St Totteringham's Day
Faktor terakhir sedikit bernada kelakar. St Totteringham's Day adalah hari di mana Arsenal merayakan keberhasilan finis di atas Spurs. Sejak dilatih Pochettino, Spurs selalu mengakhiri musim di bawah The Gunners.
Fenomena itu ditangkap sebagai respek Pochettino kepada St Totteringham's Day. Ada-ada saja!
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Metro |
Komentar