Eks pelatih AS Monaco dan Nagoya Grampus Eight ini sahsah saja menyebut bahwa timnya kini paling matang.
Namun, jika diambil rataan usia dan membandingkannya dengan skuat 2003/04, tim juara berstatus The Invincible, tim edisi 2016/17 justru lebih muda.
Kendati demikian, alasan Wenger memang tepat apabila acuannya cuma starting XI ideal. Di samping itu, Wenger juga tak boleh melupakan fakta bahwa optimisme serupa sempat ia lambungkan di pengujung 2015 lalu.
Kala itu, Wenger menyebut timnya sudah lebih dewasa dan bisa mengatasi segala tekanan menuju titel juara Premier League.
Namun, faktanya Arsenal kembali puasa gelar EPL. Semoga klaim klasik seputar inkonsistensi Arsenal, kali ini bisa ia sanggah.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar