Sejumlah partai yang dilalui Arsenal di Premier League 2016/17 menimbulkan optimisme lebih pada diri Arsene Wenger. Menurut sang pelatih dengan masa bakti terlama di Emirates itu, The Gunners kini lebih matang dalam menyikapi sebuah laga.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Wenger secara khusus menyoroti hasil imbang tanpa gol melawan Middlesbrough, pada gameweek 9 Premier League (22/10).
“Yang sudah-sudah, biasanya kami kalah jika berada dalam kondisi seperti itu. Di masa lalu kami amat mungkin akan panik dan tumbang,” kata pelatih asal Prancis tersebut di situs resmi klub.
Laga di kandang tersebut menggambarkan secara gamblang wajah Arsenal selama ini. Tampil mendominasi penguasaan bola, tapi gagal mencetak gol.
Yang membedakan, jika di masa lalu rasa frustrasi dan panik sampai mengakibatkan lawan memenangi laga lewat skema counter attack, kali ini Arsenal tampil lebih tenang.
Mayoritas serangan balik The Boro bisa dipatahkan sejak di lini tengah. Jika pun sampai masuk ke wilayah pertahanan, barikade lini belakang dan kiper mampu melakoni antisipasi sehingga gawang mereka terhindar dari gol.
“Tambahan satu poin tapi dengan penampilan seperti itu membuat saya puas,” lanjut Wenger.
Jika kita sedikit mundur ke awal bergulirnya musim ini, sebetulnya Wenger sempat menyinggung bahwa sekumpulan pemain yang disusunnya merupakan skuat paling dewasa dibandingkan skuat yang dimilikinya dalam beberapa tahun terakhir.
Baik dari aspek penghuni lama maupun dari personel yang baru direkrut.
“Sekarang yang saya miliki adalah sekumpulan laki-laki, bukan lagi para bocah. Mereka tak lagi berusia 19 atau 20 tahun, tapi kebanyakan berumur 24, 27, dan 28 tahun. Secara overall, seluruh pemain layak disebut dewasa dan siap bertarung untuk mengalahkan tim mana pun,” begitu kata Wenger.
Starting XI
Susunan starting XI ideal Arsenal memang hanya menunjukkan Hector Bellerin sebagai satu-satunya pemain berusia 21 tahun.
Selebihnya betul-betul berkategori matang.
Dimulai Petr Cech (34 tahun), Laurent Koscielny (30), Gabriel Paulista (25), Nacho Monreal (30), Francis Coquelin (25), Mohamed Elneny (24), Theo Walcott (27), Aaron Ramsey (25), Mesut Oezil (28), hingga Alexis Sanchez (27).
Sementara itu, akuisisi anyar yang mendarat di awal musim juga terdiri atas pemain-pemain berlabel matang.
Walaupun tak datang dari skuat juara di liga masing-masing, Shkodran Mustafi (Valencia, 25 tahun), Granit Xhaka (Borussia Moenchengladbach, 24), dan Lucas Perez (Deportivo la Coruna, 28) termasuk pelanggan tim inti.
“Saya selalu yakin bahwa kami punya kans juara, termasuk saat memiliki pemain-pemain yang lebih muda. Namun, kali ini agak berbeda, karena semuanya termasuk pemain matang, dan kami tak pernah merasakannya dalam rentang yang cukup lama,” imbuh Wenger.
Eks pelatih AS Monaco dan Nagoya Grampus Eight ini sahsah saja menyebut bahwa timnya kini paling matang.
Namun, jika diambil rataan usia dan membandingkannya dengan skuat 2003/04, tim juara berstatus The Invincible, tim edisi 2016/17 justru lebih muda.
Kendati demikian, alasan Wenger memang tepat apabila acuannya cuma starting XI ideal. Di samping itu, Wenger juga tak boleh melupakan fakta bahwa optimisme serupa sempat ia lambungkan di pengujung 2015 lalu.
Kala itu, Wenger menyebut timnya sudah lebih dewasa dan bisa mengatasi segala tekanan menuju titel juara Premier League.
Namun, faktanya Arsenal kembali puasa gelar EPL. Semoga klaim klasik seputar inkonsistensi Arsenal, kali ini bisa ia sanggah.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar