Arsene Wenger menangani Arsenal sejak 1996-1997. Masa pengabdian dia itu hampir setara usia Premier League sendiri, yang bergulir mulai 1992-1993.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Pengalaman membuat Sang Profesor tahu persis proses apa yang dibutuhkan sebuah tim untuk menjadi juara EPL. Arsenal sendiri pernah dibawanya menjadi kampiun pada 1997-1998, 2001-2002, dan 2003-2004.
Proses di sini terkait laju perolehan poin yang perlu dibuat oleh sebuah tim juara. Selepas pekan ke-9, Wenger mengumbar optimismenya bahwa Arsenal kali ini berpotensi menjadi juara.
Optimisme itu berpangkal dari laju perolehan poin The Gunners saat ini. "Jika Anda lihat setelah sembilan pertandingan, sebuah tren sudah dipenuhi," katanya seperti dikutip dari Guardian.
"Kami mendapatkan 20 poin, persis seperti yang dibutuhkan sebuah tim juara. Hal itu berarti tim bisa memenangi trofi apabila mengumpulkan 82 hingga 86 poin hingga akhir musim nanti."
Wenger spot on. Memang begitulah situasinya. Sejak 1992-1993, Tim-tim juara EPL mengumpulkan antara 16 hingga 27 poin hingga pekan ke-9.
Rata-rata, tim juara EPL perlu mengukir 20 poin pada pekan ke-9. Angka itu persis seperti yang dimiliki Arsenal, Manchester City, dan Liverpool sebelum gameweek 10 bergulir akhir pekan kemarin.
Wenger juga tepat soal angka final yang dibutuhkan sebuah tim juara. Rata-rata tim kampiun EPL memang mengumpulkan 86 poin pada akhir musim.
Sekarang keyakinan itu akan semakin bertambah setelah Arsenal kembali mendapatkan hasil bagus pada pekan ke-10. Sabtu (29/10/2016), Alexis Sanchez dkk. menghajar Sunderland 4-1. Tim Meriam London kini mengukir start yang bahkan lebih oke daripada tim juara 1997-1998 dan 2001-2002.
Start Arsenal 2016-2017 hanya kalah sedikit dari tim Invincibles 2003-2004. Kalau sudah begitu, wajar kan jika Arsenal mulai menebar keyakinan.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.712 |
Komentar