Agresif
“Ada banyak wajah kecewa di ruang ganti, karena kami lagi-lagi merasa pantas mendapatkan tiga angka. Di laga melawan West Brom, Bournemouth, dan Leicester, seharusnya kami bisa menyabet sembilan poin,” timpal Dele Alli, gelandang serang Spurs yang juga personel Three Lions itu.
Dibandingkan pesaing lain di papan atas, praktis Tottenham tak menjalani transisi sebesar mereka. Status kubu White Hart Lane mungkin mirip Leicester atau Arsenal, yang tak banyak mengubah komposisi skuat.
Namun, baik Leicester maupun Arsenal mampu membagi rata urusan mencetak gol di saat sang andalan utama mengalami paceklik.
Di antara kelompok enam besar, Tottenham mengirimkan wakil paling sedikit ke papan skor: hanya enam pemain.
Sementara itu, Manchester United maupun Manchester City mewakilkan tujuh personel, Chelsea dan Leicester mengirim delapan, sedangkan Arsenal dan Liverpool mengontribusikan sembilan.
“Eriksen memiliki peluang yang lebih banyak untuk mencetak gol saat melawan Leicester. Namun, ia seperti tak punya cukup determinasi untuk melakukannya. Sepak bola tak hanya untuk sebatas dimainkan, tapi juga dimainkan secara agresif,” kata Pochettino lagi.
Mungkin Eriksen mewakili seisi Lilywhites yang tak bisa bermain optimal di saat Harry Kane, mesin gol mereka, tampil tumpul.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.712 |
Komentar