“Kami tidak akan berhenti buat mengembangkan merek PSG hingga dikenal ke ujung dunia,” tutur Frederic Longuepee, General Manager PSG, dalam diskusinya dengan peserta PSG Media Tour.
Lounguepee bertanggung jawab dalam kegiatan bisnis PSG.
“Target ketika QSI datang adalah ingin menciptakan PSG sebagai merek paling terkenal di seluruh dunia. Kami yakin punya sesuatu yang unik yang tak dimiliki klub lain di Eropa. Kami adalah satusatunya klub di Kota Paris nan ikonik,” ujar pria berpembawaan kalem itu lagi.
Ia merujuk pada fakta bahwa kota besar di Eropa seperti Muenchen, Milan, atau London, memiliki banyak klub profesional di level top.
Era Digital
Setelah lima tahun, kini PSG mencoba memasuki periode anyar, yakni era digital. Proses PSG memasuki era tersebut sebetulnya sudah berjalan lama.
Buktinya sudah terlihat dari jumlah fan di dunia media sosial yang sangat tinggi.
Populasi penggemar PSG di dunia maya mencapai 25 juta orang pada musim semi 2016. Sebanyak 95% berada di luar Prancis. Padahal, di 2011, ketika QSI masuk, klub belum memecahkan angka 1 juta penggemar di Facebook.
Saat itu, hanya 10 persen berasal dari luar Prancis.
“Brasil dan Indonesia memiliki jumlah penggemar terbanyak. Fan mereka mengalahkan penggemar di Prancis. Kami senang dengan pertumbuhan di atas dan di luar lapangan,” ujar sang general manager itu. PSG tak berhenti di situ.
Salah satu cara lain agar generasi milenial makin mengenal merek PSG terlihat dari pembentukkan tim E-Sports. PSG punya dua tim dalam dunia gim profesional League of Legend dan serial FIFA.
“Jadi kami tidak hanya mengejar pasar yang sudah ada di dunia sepak bola, tetapi kami juga ingin berbicara dengan orang di luar pasar tersebut. Ada lebih dari 50 juta orang yang terlibat dalam E-Sport di seluruh dunia. Pasar baru buat kami tersebut menjadi tantangan besar. PSG ingin memenangi semua pertandingan di seluruh lapangan,” kata Longuepee lagi.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.710 |
Komentar