Tim terbaik Atletico sepanjang masa. Sebuah label yang menjadi beban luar biasa untuk Griezmann dkk. Lebih baik dari tim Atletico kampiun La Liga 2013/14 dan peraih doblete La Liga-Copa del Rey 1995/96?
Perdebatan bakal panjang, tetapi keyakinan Cerezo sahsah saja. Dia orang yang pantas memberikan penilaian.
Yang jelas, opini Cerezo amat masuk akal.
Dari sisi konsistensi, Atletico bersaing terus di ajang domestik melawan dua monster La Liga, Real Madrid dan Barcelona dengan segala kelebihannya, serta amat kompetitif di ajang antarklub Eropa dalam empat tahun terakhir.
Apalagi, pelatih Diego Simeone bisa terus menjaga rasa lapar anak asuhnya. Atleti bertarung dengan kengototan, intensitas, daya juang, dan agresivitas yang sama.
Di sisi lain permainan, sang pelatih asal Argentina itu semakin berani mengekspansi pilihan gaya pemikiran.
Mulai dari menandemkan Koke-Gabi di lini tengah sampai lebih berani mendominasi pertandingan, tak melulu reaktif dengan ciri khas serangan balik mematikan.
Koke-Gabi merupakan kombinasi brilian, visi ofensif-kreator Koke yang diplot bareng karakter defensif Gabi. Biasanya, Simeone lebih gemar menandemkan Gabi dengan sosok defensif lain semodel Thiago atau Augusto Fernandez.
Dampak perubahan terasa jelas. Dibandingkan musim lalu, Atletico lebih sering menembak. Persentase gol dari situasi permainan terbuka lebih banyak. Ball possession lebih besar. Ketergantungan gol situasi bola mati berkurang.
Intinya, Atletico terus berevolusi menjadi lebih baik.
Simeone pernah bilang kalau dia tak tahu cara lain selain apa yang dia terapkan di Los Colchoneros sekarang, gaya spesial bernama Cholismo, tapi Atleti juga menunjukan mereka bisa beradaptasi sesuai kebutuhan di sebuah pertandingan.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.705 |
Komentar