Terlebih, Bepe tampil bagus dalam laga tersebut kendati tidak mencetak gol. Tapi, harapan tinggal harapan.
Selama 12 partai sejak menghadapi Perseru tersebut, suami dari Tribuana Tungga Dewi itu tak kunjung berhasil menjebol gawang lawan.
Bepe memang menciptakan sepasang assist, tapi tentulah itu tak cukup bagi pemain di posisi ujung tombak.
Nasib Bepe bahkan lebih suram saat tongkat kepelatihan Persija tak lagi pada Paolo Camargo, yang sering mendaulatnya sebagai starter.
Bepe hanya sekali tampil pada sepak mula dalam empat partai di bawah polesan caretaker Jan Saragih. Dalam tiga laga awal putaran kedua TSC saat Persija ditukangi Zein Al Hadad, Bepe malah belum pernah diturunkan.
Bahkan Bepe sempat tidak masuk daftar pemain dalam partai kontra Persela. Sang pemain kembali menjadi cadangan dalam partai versus Perseru akhir pekan lalu.

Mamak, sapaan Al Hadad, lebih suka mencoba Djibril Coulibaly ataupun Rodrigo Tossi. Adapun Bepe bisa jadi bakal makin tersingkir setelah Persija mendatangkan mantan pujaan suporter, Emmanuel "Pacho" Kenmogne dan Greg Nwokolo.
Apakah ini berarti Bepe sudah kehilangan mahkotanya di Persija? Mungkin saja. Tetapi, bila bertanya pada Mamak, sang pelatih membantahnya.
"Bambang tetap masuk dalam skema saya. Pengalamannya masih dibutuhkan tim. Dia juga menjadi teladan bagi pemain lain. Jadi, siapa pun yang tidak diturunkan bukan berarti mereka disingkirkan. Semuanya demi memenuhi kebutuhan tim," kata Mamak.
Namun, sang pelatih sendiri menyebut ia lebih suka penyerang yang juga bisa tampil di posisi lain. Kecenderungan ini yang membuat Rachmat Affandi bahkan lebih diuntungkan dibanding Bepe.
"Pemain depan harus bisa bermain sebagai gelandang serang atau sayap. Mereka harus bermain di dua posisi seperti yang dilakukan Rachmat (saat uji coba melawan PSS). Terbukti, Rachmat malah bisa mencetak gol sebagai gelandang serang," kata Mamak.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar