Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Wawancara Bambang Nurdiansyah: Latih Persita Bukan Sebuah Kemunduran

By Kamis, 29 September 2016 | 11:15 WIB
Pelatih Bambang Nurdiansyah saat menangani PS Polri dalam sebuah latihan di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Senin (21/3/2016) sore.
YAN DAULAKA/BOLA/JUARA.NET
Pelatih Bambang Nurdiansyah saat menangani PS Polri dalam sebuah latihan di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Senin (21/3/2016) sore.

Mudah-mudahan keberhasilan lolos ke 16 Besar membuat pemain lebih percaya diri bahwa mereka sebenarnya mampu.

Bagaimana target dan keyakinan Anda di ISC B?

Kalau bicara target, tentu kami menginginkan hasil sebaik mungkin. Tapi, bicara peluang, tentu semua tim memiliki kans yang sama.

Kita bisa lihat sendiri penampilan bagus yang diperlihatkan oleh Persik Kediri, juga PSS Sleman yang segrup dengan Persita di 16 Besar nanti.

Semua tim punya kualitas bagus dan rata-rata memiliki pemain yang lebih berpengalaman dibanding Persita. Saya justru merasa kami ini underdog karena mayoritas pemain merupakan anak muda.

Pemain berpengalaman kami hanya Egi (Egi Melgiansyah, red), sementara sisanya adalah jebolan U-21 Persita ditambah beberapa pemain yang sedikit lebih berpengalaman, seperti Sirvi Arfani. Apa pun hasilnya nanti, yang penting adalah saya bekerja secara maksimal.

Pengurus juga paham bahwa tim ini diisi banyak pemain muda karena manajemen, dalam hal ini Bupati, tidak ingin pembinaan terputus sehingga pemain U-21 kemudian dipakai untuk tim senior.

Khusus soal Anda. Apa yang hendak dibuktikan di Persita setelah terakhir dianggap gagal meraih hasil maksimal bersama PS Polri di Piala Bhayangkara?

Kalau dibilang tidak maksimal rasanya salah karena persiapan tim kami saat itu hanya dua minggu. PS Polri pada waktu itu kan dipersiapkan secara mendadak. Okelah, tim memang diperkuat pemain bintang. Tapi, banyak pemain yang ketika itu baru bergabung dengan tim saat sudah di Bali.

Tapi, wajarlah disebut tidak maksimal bila sekadar melihat materi pemain dan tidak memahami proses dalam sepak bola. Saya akui, hasilnya memang gagal. Tapi, harus dilihat juga alasan di balik kegagalan itu.


Editor : Estu Santoso
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X