Pers Prancis menyoroti ketidakmampuan Emery melakukan perubahan krusial terhadap mekanisme tim saat PSG kewalahan di tengah laga.
2 - Unai Emery has won only 2 of his last 23 away league games (Ligue 1 + La Liga) as a trainer, both this season (Bastia & Caen). Homesick.
— OptaJean (@OptaJean) September 23, 2016
Ketiadaan sosok pembeda seperti Zlatan Ibrahimovic juga menjadi faktor penting penurunan sengatan Paris di lini depan.
Buat ukuran klub raksasa kaya seperti PSG, mendatangkan paket Grzegorz Krychowiak, Thomas Meunier, Jese, Giovani Lo Celso, sampai Hatem Ben Arfa senilai total 75 juta euro (Rp 1,1 triliun) tak cukup menambal kebintangan Ibra.
Emery berharap pasukannya bisa memperbaiki rapor pada laga-laga berikut.
"Setiap musim itu sulit. Kondisi musim ini bahkan lebih sukar dari sebelumnya. Kami tak perlu khawatir dan hanya perlu kembali bekerja keras," ujar Emery di situs klub.
Masalahnya, sampai kapan petinggi klub sabar terhadap Emery? Namanya kini sudah ramai dikaitkan dengan pemecatan.
Maklum, setelah melakoni 7 partai, PSG melorot ke peringkat ke-3 di bawah Nice dan Toulouse. Jika dibandingkan, dua tim itu seperti kurcaci di hadapan kekuatan finansial raksasa kubu Paris.
[video]http://video.kompas.com/e/5138964209001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar