Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Miralem Pjanic, Lebih Baik Seperti di Roma

By Sabtu, 24 September 2016 | 11:09 WIB
Aksi Miralem Pjanic mengontrol bola dalam laga persahabatan pra musim antara Juventus FC dan Espanyol di Alberto Braglia Stadium, Modena, Italia, 13 Agustus 2016.
VALERIO PENNICINO/GETTY IMAGES
Aksi Miralem Pjanic mengontrol bola dalam laga persahabatan pra musim antara Juventus FC dan Espanyol di Alberto Braglia Stadium, Modena, Italia, 13 Agustus 2016.

Namun, dia bukan Andrea Pirlo dan tidak bisa menjadi seperti Pirlo. Penempatan Pjanic sebagai deep lying playmaker rasanya sebuah kesalahan.

Gelandang asal Bosnia-Herzegovina ini memang pernah menjadi regista, tapi dia bakal lebih berguna jika dimainkan di posisi seperti saat membela Roma.

Dalam beberapa tahun terakhir berbaju I Lupi, Pjanic bermain lebih dekat ke lini depan. Operannya, yang lebih banyak dieksekusi di daerah lawan, banyak membantu pergerakan ofensif tim. Dalam dua musim terakhir, Pjanic berhasil membukukan 22 assist.

Pjanic bisa melakukan hal tersebut karena pemain berusia 26 tahun itu dilindungi dua gelandang box-to-box yang berfungsi mengerjakan tugas-tugas "kotor" sementara Pjanic berkonsentrasi melakukan pekerjaan ofensif tim.

Mereka adalah Daniele De Rossi dan Radja Nainggolan.

Bakal Lebih Hebat

Ketika Juventus mengalahkan Sassuolo 3-1 (10/9), Pjanic tidak menjadi deep lying playmaker. Posisi itu dijalankan Mario Lemina. Pjanic ditempatkan lebih ke depan dan dia tampil bagus, bahkan ikut mencetak satu gol.

Kejadian pada laga melawan Sassuolo dan Inter itu bisa menjadi indikasi bahwa Juventus tidak perlu memaksakan Pjanic menjadi deep lying playmaker.

Bukan berarti lantas mempercayakan posisi vital itu kepada Lemina sepanjang musim. Lemina jelas tidak punya profil untuk menjadi pemain andalan Juve dalam partai-partai kaliber berat di Serie A dan Liga Champions yang menunggu di depan mata.

Mungkin bakal lebih baik jika Juventus meniru sistem lini tengah Roma untuk tiga gelandang sentralnya dalam formasi 3-5-2. Pjanic ditempatkan lebih ke depan dengan dilindungi dua gelandang box-to-box andal.

Dua gelandang pelindung itu akan tersedia jika Marchisio siap bermain lagi. Dia bakal berduet dengan Sami Khedira memberikan proteksi bagi Pjanic. Itulah mengapa momen kembalinya Marchisio menjadi krusial.

Di atas kertas Khedira-Marchisio punya kualitas lebih baik daripada De Rossi-Nainggolan. Khedira tidak terlalu defensif seperti De Rossi, sedangkan Marchisio bermain lebih bersih daripada Nainggolan. Teorinya trio Khedira-Marchisio-Pjanic bakal lebih hebat daripada De Rossi-Nainggolan-Pjanic.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Aloysius Gonsaga
Sumber : Tabloid BOLA No.2.700


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X