Tujuh laga dalam rentang 21 hari adalah periode yang harus dilalui enam tim La Liga yang juga terlibat di kompetisi Eropa. Termasuk Barcelona, yang wajib memainkan sepasang matchday di Liga Champions, selain lima jornada La Liga, sejak 10 September hingga 2 Oktober.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Sebugar-bugarnya atau sesakti-saktinya gala XI alias tim inti yang biasa diturunkan Barca, mustahil Luis Enrique bisa merumputkan mereka secara terus-menerus.
Dengan gaya bermain Barca yang menuntut agresivitas tinggi, memaksakan hanya 11 pemain untuk masing-masing melahap 630 menit jelas tak masuk akal.
Karena itu, tak ada jalan bagi Enrique selain memberlakukan rotasi pada ketujuh laga krusial tersebut.
Laga perdana, dari rentetan tujuh partai, kontra Alaves (2/9), pun diwarnai debut Jasper Cillessen dan Paco Alcacer di starting XI. Di samping dua pendatang baru, di laga ini Neymar pun baru merumput untuk pertama kalinya sejak pulang dari Olimpiade.
Ketiganya menjadi pemain ke-20, ke-21, dan ke-22 yang memulai laga sejak peluit pertama.
Sebanyak 19 pemain lain sudah ditunjuk Enrique guna melakoni start di empat partai sebelumnya (dua di Supercopa de Espana dan dua di La Liga).
Ini juga termasuk Claudio Bravo dan Munir El Haddadi, yang sudah hijrah ke Manchester City dan Valencia.
Enrique kembali menerjunkan gala XI miliknya tatkala Barca menjamu Celtic di matchday 1 LC, tiga hari setelah partai Alaves. N
amun, sekembalinya ke La Liga, dalam lawatan ke Leganes, akhir pekan lalu, El Lucho lagi-lagi merotasi tim inti Barca. Kali ini, Rafinha mendapat kehormatan menjadi pemain ke-23 yang masuk starting line-up.
Secara overall di seluruh kompetisi musim 2016/17, Enrique telah menurunkan semua personelnya di posisi starter. Kecuali kiper ketiga, Jordi Masip.
Meski pada kenyataannya trio MSN masih menjadi andalan utama untuk menambang gol, Enrique mencoba meminimalisasi beban dengan memberlakukan rotasi kencang.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar